Kamis, 14 Mei 2015

bunga majemuk


muhamad hasanudin 
(14542004)
biologi 1b
STKIP Garut


BUNGA MAJEMUK (Anhotaxis, Inflorescentia)
Pada suatu cabang dengan jumlah bunga diketiak jelas kelihatan, bahwa diantara bunga-bunganya sendiri yang terdapat pada cabang itu terdapat daun-daun biada yang berguna untuk berasimilasi. Pada suatu bunga majemuk sumbu yang mengandung bunga-bunga yang telah berkelompok itu tidak lagi berdaun, atau jika ada daunnya, daun-daun tadi telah mengalami metamorfosis dan tidak lagi bergna sebagai alat untuk asimilasi.
Pada suatu bunga majemuk lazimnya dapat kita kita bedakan bagian-bagian berikut:
A.      Bagian-bagian yang bersifat seperti batang atau cabang, yaitu:
1.  Ibu tangkai bunga (penduculus, penduculus comunis atau rhacis), yaitu bagian yang biasanya merupakan terusan batang atau cabang yang mendukung bunga majemuk.
2.    Tangkai bunga (pedicellus), yaitu cabang ibu tangkai yang mendukung bunganya.
3. Dasar bunga (receptaculum), yaitu ujung tangkai bunga, yang mengdukung bagian-bagian bunga lainnya.
B.       Bagian-bagian yang bersifat seperti daun, a.l.:
1.      Daun-daun pelindung (bractea), yaitu bagian-bagian serupa daun yang dari ketiaknya muncul cabang-cabang ibu tangkai,
2.      Daun tangkai (pedicellus), yaitu satu atau dua daun kecil yang terdapat pada tangkai bunga,
3.      Seludang bunga (spatha), yaitu daun pelindung yang besar, yang seringkali menyelubungi seluruh bunga majeuk waktu belum mekar, misalnya terdapat pada bunga kelapa (Cocos nucifera L.),
4.      Daun pembalut (bractea involucralis, involucrum), yaitu sejumlah daun-daun pelindung yang tersusun dalam suatu lingkaran, misalnya pada bunga matahari (Helianthus annuus L.),
5.      Kelopak tambahan (epicalyx), yaitu bagian-bagian serupa daun yang berwarna hijau, tersusun dalam suatu lingkaran dan terdapat dibawah kelopak, misalnya pada bunga kembang sepatu (Hibiscus sora-sinensis L.),
6.      Daun-daun kelopak (sepale),
7.      Daun-daun mahkota atau daun tajuk (petalae),
8.      Daun-daun tenda bunga (tepalae),
9.      Benang-benang sari (samina),
10.  Daun-daun buah (carpella).

Bunga majemuk dibedakan dalam tiga golongan, yaitu:
a.     Bunga majemuk tak berbatas (inflorecentia racemosa, inflorescentia botryoides), 
yaitu bunga majemuk yang ibu tangkainya dapat tumbuh terus, dengan cabang-cabang yang terdapat bercabang lagi atau tdak, dan mempunyai susunan (semakin muda semakin dekat dengan ujung ibu tangkai), dan bunga-bunga pada bunga majemuk ini mekar berturut-turut dari bawah ke atas. Jika ujung ibu tangkai tak mendukung suatu bunga, tampaknya seakan-akan bunga majemuk ini tidak berbatas, jika dilihat dari atas, nampak bunga mulai mekar dari pinggir dan yang terakhir mekarnya ialah bunga yang menutup ibu tangkainya. Karena yang mekar mulai dari pinggir menuju ke pusat itulah maka bunga majemuk yang bersifat demikian ini dinamakan: inflorescentia centripetala. Bunga majemuk tak terbatas terdapat misalnya pada: kembang merak (Caesalpinia pulcherrima Swartz).
Dalam golongan ini dapat dibedakan:
a.       Ibu tagkainya tidak bercabang-cabang, sehingga bunga (bertangkai atau tidak) langsung terdapat pada ibu tangkainya.
1.      Tandan (racemus), jika bunga bertangkai nyata, duduk pada ibu tangkainya, misalnya pada kembang merak (Caesalpinia pulcherrima),
2.      Bulir (spica), seperti tandan tetapi bunga tidak bertangkai, misalnya bunga jarong (Stachytarphea jamaicensis Vahl.),
3.      Untai atau bunga lada (amentum), seperti bulir, tetapi ibu tangkai hanya mendukung bunga-bunga yang berkelamin tunggal, dan runtuh seluruhnya (bunga majemuk yang mendukung bunga jantan, yang betina menjadi buah), terdapat misalnya pada sirih (piper betle L.),
4.      Tongkol (spadix), seperri bulir, tetapi ibu tangkai besar, tebal, dan seringkali berdaging, misalnya pada jagung (Zea mays L.), tetapi hanya bunga yang betina.
5.      Bunga payung (umbella), yaitu suatu bunga majemuk tak berbatas, yang dari ujung ibu tangkainya mengeluarkan cabang-cabang yang sama panjangnya. Masing-masing cabang mempunyai suatu pelindung pada pangkalnya, dan karena pangkal daun sama tinggi letaknya.
6.      Bunga cawan (corymbus atau anthodium), yaitu suatu bunga majemuk yang ujung ibu tangkainya lalu melebar dan merata, sehinga mencapai bentuk seperti cawan dan pada bagian itulah tersusun bunga-bunga.
7.      Bunga tongkol (capitulum),suatu bunga majemuk yang menyerupai bunga cawan, tetapi tanpa daun-daun pembalut, dan ujung ibu tangkai biasanya membengkak, sehingga bunga majemuk seluruhnya terbentuk seperti bola.
8.      Bunga periuk (hypanthodium) bunga ini dibedakan dalam dua bentuk:
-ujung ibu tangkai menebal, berdaging, mempunyai, bentuk seperti gada, sedang bunga-bunganya terdapat meliputi seluruh bagian yang menebal tadi, sehinggatercapai bentuk bulat.
-ujung ibu tangkai menebal bferdaging, membentuk badan yang menyerupai periuk, sehingga bunga-bunga yang semestinya terletak padanya lalu terdapat didalam periuk tadi dan sama sekali tak tampak dari luar, misalnya pada lo (Ficus glomerata Roxb.).

b.      Bunga majemuk berbatas (inflorescentia cymosa, inflorescentia centrifuga)


yaitu bunga majemuk yang ujung ibu tangkainya selalu ditutup dengan suatu bunga, jadi ibu tangkai mempunyai pertumbuhan yang terbatas. Ibu tangkai ini dapat pula bfercabang-cabang, dan cabang-cabang tadi seperti ibu tangkainya juga selalu mendukung suatu bunga pada ujungnya. Pada bunga majemuk terbatas bunga yang mekal dulu ialah bunga yang terdapat pada sumbu pokok atau ibu tangkainya, jadi dari tengah kepinggir.
Bunga majemuk terbatas dapat kita bedakan dengan ciri-ciri:
1.      Anak payung menggarpu (dichasium). pada ujung ibu tangkai terdapat satu bunga.dibawahnya terdapat dua cabang yang sama panjang, masaing-masing mendukung satu bunga pada bunga ujungnya. Misalnya bunga melati (Jasminum sambac Alt.).
2.      Bunga tangga atau bunga bercabang seling (cincinus), yaitu suatu bunga majemuk yang ibu tangkainya bercabang dan selanjutnya, cabang-cabangnya bfercabang lagi, tetapisetiap kali bercabang hanya terbentuk satu cabang saya, yang arahnya berganti-ganti kekiridan kekanan. Misalnya bunga buntut tikus (Heliotripium indicum L.),
3.      Bunga sekerup (bostryx), ibu tangkai bercabang-cabang, tetapi setiap kali bfercabang juga hanya terbentuk satu cabang, yang semuanya terbentuk ke kiri atau ke kanan dan cabang yang satu bferturut-turut membentuk sudut sebesar 90 derajat, misalnya bunga kenari (Canarium commune L.),
4.      Bunga sabit (drepanium), seperti bunga sekerup tetapi semua percabangan terletakpada suatu bidang, sehingga bunga seluruhnya menampakan bentuk seperti sabit, terdapat pada tumbuhan suku Juncaceae.
5.      Bunga kipas (rhipidium), seperti bunga bercabang seling, semua percabangan terletak pada suatu bidang dan cabang tidak sama panjang, sehingga semua bunga pada cabang tidak sama panjang, sehingga semua bunga pada bunga majemuk itu terdapat pada tempat yang sama tingginya. Seperti pada tumbuhan suku Iridaceae.


Pertanyaan Dan Jawaban

Pertanyaan
1.      Penjelasan bunga berbatas dan tidak berbatas ?
2.      Apa fungsi daun pembalut ?
3.      Bagaimana proses penyerbukan bunga periuk ?
4.    Mengapa jagung dapat dikatakan sebagai bunga ?

Jawaban
1.        Bunga berbatas mempunyai ibu tangkai tidak bercabang akn tetapi bunganya memiliki tangkai, pemekaran bunganya dari bawah ke atas sehingga ujung ibu tangkainya akan tumbuh terus sampai membentuk buah. Bunga tak berbatas mempunyai ibu tangkai yang bercabang dan cabangnya juga mengeluarkan cabang lagi sehingga pertumbuhan ibu tangkainya berbatas dan pemekaran bnganya pun dari atas ke bawah.
2.        Daun pembalut adalah daun pelindung atau sejumlah daun yang melindungi bunga dalam suatu lingkaran dalam keadaan kuncup.
3.        Proses penyerbukan bunga periuk berada didalam karena terdapat putik dan benang sari (pendek dan panjang) sehingga dapat melakukan penyerbukannya di dalam, benang sari yang panjang akan dapat bertemu dengan putik dan menghasilkan bakal biji, terdapat juga lubang yang dijadikan sebagai pertukaran karbondioksida dan oksigen untuk membantu penyerbukannya.
4.        Karena jagung itu berawal dari bunga jantan yang berbentuk bulir sehingga tida


Tidak ada komentar:

Posting Komentar