Jumat, 22 Mei 2015

BAGIAN-BAGIAN BUNGA

Nama: Muhamad hasanudin 
Nim: 14542004
BAGIAN-BAGIAN BUNGA



Pada umunya bunga mempunyai bagian-bagian sebagai berikut:

a. Tangkai bunga (pedicellus), yaitu bagian bunga yang masih jelas bersifat seperti batang, padanya seringkali terdapat daun-daun peralihan, yaitu bagian-bagian yang menyerupai daun, berwarna hijau, yang sekan-akan merupakan oeralihan dari daun biasa kehiasan bunga. Tangkai bunga merupakan bagian yang berada pada bagian bawah bunga. Tangkai ini berperan sebagai penopang bunga dan sebagai penyambung antara bunga dan batang atau ranting.

b. Dasar bunga (receptaculum), yaitu ujung tangkai yang seringkali melebar, dengan ruas-ruas yang amat pendek, sehingga daun-daun yang telah mengalami metamorfosis menjadi bagian-bagian bunga yang duduk amat rapat satu sama lain, bahkan biasanya lalu nampak duduk dalam satu lingkaran.

Bunga dapat disebut sebagai tunas yang mengalami metamorfosis dan dasar bunga adalah ujung batang yang terhenti pertumbuhannya, biasanya menebal atau melebar, dan menjadi pendukung bagian-bagian bunga yang merupakan metamorfosis daun, yaitu kelopak,tajuk bunga, benag sari, dan putik. Karena terhentinya pertumbuhan batang, ruas-ruasnya menjadi amat pendek, oleh sebab itu bagian-bagian bunga yang berasal dari daun lalu tersusun amat rapat satu sama lain. Dasar bunga sering memperlihatkan bagian-bagian yang khusus mendukung satu bagian bunga atau lebih, bergantung pada bagian bunga yang didukungnya.

Bagian dasar bunga diberi nama yang berbeda-beda.
a) Pendukung tajuk bunga atau antofor (anthofhorum), yaitu bagian dasar bunga yang tempat duduknya daun-daun tajuk bunga, seperti pada bunga anyelir (Dianthus caryophyllus L.),

b) Pendukung benang sari satau andofor (androphorum), bagian dasar bunga yang seringkali meninggi atau memanjang dan menjadi tempat duduknya benang sari, seperti pada bunga maman (Gynandropsis pentaphylla D.C.),
c) Pendukung putik atau ginofor (gynophorum), suatu peninggian pada dasar bunga yang khusus menjadi tempat duduknya putik, seperti terdapat pada bunga teratai besar (Nelumbium nelumbo Druce),


d) Pendukung benang sari dan putik atau androginofor (androgynophorum), bagian dasar bunga yang biasanya meninggi dan mendukung benang sari dan putik diatasnya, seperti pada bunga markisah (Passiflora quadrangulasris L.),

e) Cakram (discus); disamping bagian-bagian tersebut diatas pada dasar bunga seringkali terdapat semacam peninggian atau bantalan terbentuk cakram yang seringkali mempunyai kelenjar-kelenjar madu, seperti pada bunga jeruk (Citrus sp.). 

Bentuk Dasar Bunga
a) Rata, hingga semua bagian bunga duduk sama tinggi disatas dasar bunga, berturut-turut dari luar kedalam: kelopak, tajuk bunga, benagsari, dan putik, misalnya pada bunga manggistan (Garcinia mangostana L.). dalam keadaan demikian bakal buah dikatakan dudunya menumpang (superus),
b) Menyerupai kerucut, hingga putik yang berada ditengah-tengah duduknya paling tinggi, juga disini duduknya bakal buah dikatakan menumpang (superus).
c) Seperti cawan. Daun-daun kelopak dan tajuk bunga duduknya seakan-akan pada tepi bangunan seperti cawan tadi, sedang putik ditengah pada bagian dasar bunga yang lebih rendah letaknya daripada tempat duduknya kelopak dan tajuk bunga. Bakal buah masih dikatakan menumpang (superus),
d) Bentuk mangkuk. Juga dalam hal ini kelopak dan tajuk bunga lebih tinggi letaknya daripada putik. Bakal buah terletak dibagian  dasar bunga yang legok dan sebagian bakal buah setengah tenggelam (semi inferus).

Dari uraian mengenai bentuk dasar bunga itu dapat kita lihat, bahwa hiasan bunga dapat lebih tinggi atau lebih rendah letaknya dibanding dengan duduknya bakal buah. Berdasarkan sifat itu bunga dapat dibedakan dalam 3 golongan, yaitu:
1. Hipogin (hypogynus), jika hiasan bunga tertanam pada bagian dasar bunga yang lebih rendah daripada tempat duduknya putik, misalnya bunga johar (Cassia siamea Lmk.).


2. perigin (perigynus), jika letak hiasan bunga sama tinggi atau sedikit lebih tinggi daripada duduknya putik seperti pada dasar bunga yang terbentuk cawan, misalnya pada bunga bungur (Lagestroemia speciosa pers.),


3. epigin (epigynus), misalnya pada dasar bunga yang berbentuk mangkuk atau piala dengan bakal bunga yang tenggelam, sehingga seringkali seakan-akan hiasan bunga duduk dibagian atas bakal buah tadi, misalnya pada bunga daun kaki kuda (Centella asiatica Urban.). 



c. Hiasan bunga (perinthium), yaitu bagian bunga yang merupakan penjelmaan daun yang masih tampak berbentuk lembaran dengan tulang-tulang atau urat-urat yang masih jelas. Bagian-bagian hiasan bunga itu umumnya tersusun dalam dua lingkaran:
1. Kelopak (kalyx), yaitu bagian hiasan bunga yang merupakan lingkaran luar, biasanya berwarna hijau, dan sewaktu bunga masih kuncup merupakan selubungnya, yang melindungi kuncup tadi terhadap pengaruh-pengaruh dari luar. Kelopak terdiri atas beberapa daun kelopak (sepala). Daun-daun kelopak pada bunga dapat berlekatan satu sama lain, dapat pula terpisah-pisah. 

Kelopak berguna untuk sebagai pelindung bunga, terutama waktu bunga masih kuncup (sebelum mekar). Jika bunga mengadakan persarian dan pembuahan, biasanya kelopak lalu runtuh, jarang sakali tetap sampai bentuk buah. Kelopak yang tetap dan akhirnya ikut merupakan bagian buah misalnya pada ciplukan (Physalis minima L.).

Kelopak merupakan bagian hiasan bunga yang masih jelas sebagai organ yang berasal dari daun. Selain warnanya yang biasanya hijau, juga terbentuknya yang lain, misalnya seperti bulu, seperti pada bunga tumbuhan yang termasuk suku Compositae. 

Kelopak tersusun atas bagian-bagainnya yang dinamakan daun kelopak (sepala). Pada bunga daun-daun kelopak mempunyai sifat yang berbeda-beda.
a) Berlekatan (gamosepalus). Pada kelopak biasanya yang berlekatan hanya bagian bawah daun-daun kelopaknya saja, bagain atasnya yang berupa pancung-pancungnya tetap bebas.
Menurut banyak sedikitnya bagian yang berlekatan (atau panjang pendeknya pancung-pancung dibagain atas kelopak), dibedakan 3 macam kelopak, yaitu kelopak yang:

1) Berbagi (partitus), jika hanya bagian kecil daun-daun saja yang berlekatan, pancung-pancungnya panjang, lebih dari separoh panjang kelopak.
2) Bercangap (fissus), jika bagain yang berlekatan kira-kira meliputi separoh panjangnya kelopak, jadi pancung-pancungnya kira-kira juga separohnya.
3) Berlekuk (lobatus), jika bagian yang berlekatan melebihi separoh panjang kelopak, jadi pancung-pancungnya pendek saja.

b) Lepas atau bebas (polyspalus), jika daun-daun kelopak yang satu dengan yang lain benar-benar terpisah-pisah, sama sekali tidak berlekatan.

Melihat simetrisnya, bentuk kelopak yang bermacam-macam itu dibedakan dalam 2 golongan, yaitu yang:
1) Beraturan atau aktinomorf (regularis, actinomorphus), jika kelopak dengan beberapa cara dapat dibagi menjadi dua bagain yang setangkup (simetris). Kelopak yang beraturan. a.l. meliputi kelopak-kelopak yang terbentuk:
o Bintang
o Tabung 
o Terompet 
o Mangkuk 
o Piala
o Corong 
o Lonceng, dll.

2) Setangkup tunggal atau zigomorf (zygomorphus). Kelopak yang bersifat demikian antara lain kita jumpai pada kelopak yang: 
o Bertaji (calcaratus), seperti terdapat pada bunga pacar air (Impatien balsamina L.),

o Berbibir (labiatus), yaitu kelopak yang bagian bawahnya berlekatan berbentuk tabung atau buluh. Bagian atasnya terbelah dua seperti bibir atas dan bawah, misalnya pada bunga salvia (Salvia spelendens Ker-Gawl.).

2. Tajuk bunga atau mahkota bunga (corolla), yaitu bagian hiasan bunga yang terdapat pada lingkaran dalam, biasanya tidak berwarna hijau lagi. Warna bagian inilah yang lazimnya merupakan warna bunga. Mahkota bunga terdiri dari atas sejumlah daun mahkota (petala), yang seperti halnya dengan daun-daun kelopak dapat berlekatan atau tidak.

Tajuk bunga atau atau mahkota bunga merupakan hiasan bunga yang terdapat disebelah dalam kelopak, umumnya lebih besar, dengan warna yang indah, menarik, dengan bentuk susunan yang bagus, tidak jarang pula mempunyai bau yang harum tetapi banyak juga yang sebaliknya. Apabila proses penyerbukan sudah terlaksana, boleh dikatakan bahwa tajuk atau mahkota bunga sudah selesai, oleh sebab itu biasanya tajuk bunga tampak layu dan kemudian gugur.

Bagian-bagian tajuk bunga dinamakan daun tajuk atau daun mahkota (petala), dan sepreti halnya dengan daun-daun kelopak, daun-daun mahkota bunga menunjukan sifat yang berbeda pula:
a. Berlekatan (sympetalus, gamopetalus,  atau monopetalus). Dalam keadaan demikian, pada tajuk bunga dapat dibedakan tiga bagian, yaitu:
1. Tabung atau buluh tajuk
2. Pinggiran tajuk 
3. Leher tajuk

b. Lepas atau bebas (choripetalus, dialypetalus, atau polypetalus), jika daun-daun tajuk terpisah-pisah satusama lain. Dalam keadaan demikian pada setiap daun tajuk dapat dibedakan:
1. Kuku daun tajuk (unguis), ialah bagian bawah daun tajuk yang tidak lebar dan seringkali lebih tebal daripada bagian lainnya.
2. Helaian daun tajuk (lamina), yaitu bagian yang lebar dan biasanya tipis.

Tajuk atau mahkota bunga pun seperti halnya dengan kelopak mempunyai bentuk yang bermacam-macam, dan berdasarkan simetrinya dapat pula dibedakan dalam yang:
a. Beraturan (regularis), tajuk bunga yang beraturan meliputi bentuk-bentuk:
1. Bintang (rotatus atau stellatus), misalnya tajuk bunga lombok (Capsicum annuum L.),

2. Tabung (tubulosus), misalnya bunga tabung pada bunga matahari (Helianthus annuus L.),

3. Terompet (hypocratepormis), misalnya bunga jantan pada papaya (Carica papaya L.),

4. Mangkuk (urceolatus),
5. Corong (infundibuliformis), misalnya bunga kecubung (Datura metel L.),

6. Lonceng (campanulatus), misalnyabunga ketela rambat (Ipomea batatas poir.).


b. Setangkup tunggal, bersimetri satu, atau monosimetris (zigomorphus), tajuk bunga zigomorphus seringkali mempunyai sifat atau bentuk yang khas, misalnya:
1. Bertaji, (calcaratus), yaitu tajuk bunga yang mempunyai suatu bagian yang berbentuk taji pada kaki ayam jantan, misalnya bunga larat (Dendrobium phalaenopsis Fitzg.),



2. Berbibir (labiatus), jika tajuk bunga seakan-akan dibelah dua, sehingga tepinya merupakan dua bibir, misalnya pada bunga kemangi (Ocimum basilicum L.),

3. Berbentuk seperti kupu-kupu (papilionaceus), misalnya bunga kacang tanah (Arachis hypogaea).

4. Bertopeng (personatus), misalnya pada bunga mulut singa (Annthirrhinum majus L.).

5. Berbentuk pita (ligulatus). Misalnya bunga-bunga pinggir pada bunga matahari (Helianthus annuus L.).

d. Tenda bunga (perigonium)
Pada suatu bunga seringkali tidak kita dapati haisan bunganya. Bunga demikian dinamakan bunga telanjang (flos nudus), misalnya pada patikan (Euphorbia hirta L.), atau hiasan bunga tadi tidak dapat dibedakan dalam kelopak dan mahkota, dengan kata lain perkataan kelopak dan mahkota sama, baik bentuk maupun warnanya. Hiasan bunga yang demikian sifatnya dinamakan: tenda bunga (perigonium), yang terdiri atas sejumlah daun tenda bunga (tepala), misalnya pada kembang sungsang (Gloriosa superba L.).

Bagian-bagian yang menyusun tenda bunga dinamakan daun tenda bunga (tepala) menurut bentuk dan warnanya dapat dibedakan dalam dua golongan:
1. Serupa kelopak (calicinus), biasanya tidak begitu besar dan tidak begitu menarik, seperti terdapat pada bunga berbagai jenis palma (Palmae).

2. Serupa tajuk (corollinus), warnanya bermacam-macam juga biasanya lebih besar dan bentuknya seringkali amat menarik pula, bahkan lebih menarik daripada tajuk bunga sesungguhnya, misalnya pada bunga anggerik (Orchidaceae).

Pada tenda bunga ternyata bagian-bagiannya yang berupa daun-daun tenda tadi ada yang:
a. Berlekatan (gamophyllus), tenda bunga yang berlekatan memperlihatkan bentuk yang beraneka ragam.
b. Lepas atau bebas (pleiophyllus) satu sama lain, misalnya pada kembang sungsang (Gloriosa superba L.).

Pertanyaan dan jawaban
Termin 1:
1. Jelaskan cakram pada  dasar bunga berdasarkan bagiannya?
 jawab: cakram atau sering disebut juga dengan discus adalah bagian-bagian bunga yang terdapat diatas  dasar bunga seringkali terdapat semacam peninggian atau bantalan berbentuk cakram yang    mempunyai kelenjar-kelenjar madu, misal pada bunga jeruk (Citrus sp.). apabila dilihat dari bentuk bunga, mirip seperti cakram rem pada kendaraan atau alat transportasi. Cakram ini memiliki kelenjar-kelenjar penghasil madu yang ditampung oleh cakram tersebut dan terletak di dasar bunga.



2. Jelas bagian tenda bunga pada bunga Gloriosa superba dan apa yang menyebabkan mahkota memiliki warna warni?
 
jawab: pada bunga sungsang (Gloriosa superba) adalah tenda bunga bukan mahkota atau kelopak ini dikarenakan adanya kesamaan dan sulit dibedakan baik dalam bentuk maupun warna dari kelopak ataupun mahkotanya, sehingga disimpulkanlah tenda bunga.
warna yang timbul pada permukaan mahkota, itu terjadi karena warna yang ada pada kelopak lebih dominan. apabila warna pada kelopak tersebut berwarna merah muda maka warna yang dominan pada mahkota tersebut adalah merah muda. keanekaragaman warna yang dominan pada kelopak dikarenakan oleh  hormon.
3. Bagaimana cara membedakan tenda bunga dan mahkota?
jawab: untuk membedakan tenda bunga dengan mahkota bunga sulit dibedakan karena bentuk dan warna sama.

Termin 2:
1. Bagaimana proses modifikasi dari daun?
jawab: proses modifikasi daun menjadi bunga tapat terjadi pada dua contoh, seperti pada dua gambar diatas yakni bunga kembang sepatu (Hibiscus rosa sinensis) dan bunga merak (Caesalpinia pulcherrina) terjadi perubahan yang awalnya daun berubah menjadi bunga. Modifikasi pada daun terjadi sebagai akibat adanya reduksi atau penambahan jaringanjaringan tertentu selama perkembangannya. Modifikasi tersebut dapat terjadi pada daun secara keseluruhan (daun secara utuh) atau hanya bagian-bagian tertentu dari daun. Bagian daun tambahan, seperti stipula juga dapat termodifikasi menjadi bentuk lain.Daun yang termodifikasi secara keseluruhan (daun secara utuh) dapat berubah antara lain menjadi duri (spina phyllogenum), sulur (tendril), sisik (cataphyll/scale), brakte (bractea) atau brakteola (bracteola) dan seludang bunga (spatha). Brakte/brakteola dan seludang bunga lebih lanjut akan dibahas pada perbungaan.

2. Daun-daun peralihan itu seperti apa dan bagaimana terbentuknya?
jawab: daun-daun peralihan dapat terjadi pada bunga sepatu dari daun berubah menjadi kelopak bunga atau mahkota bunga seperti pada bunga kembang sepatu.

1 komentar: