Jumat, 22 Mei 2015

BAGIAN-BAGIAN BUNGA

Nama: Muhamad hasanudin 
Nim: 14542004
BAGIAN-BAGIAN BUNGA



Pada umunya bunga mempunyai bagian-bagian sebagai berikut:

a. Tangkai bunga (pedicellus), yaitu bagian bunga yang masih jelas bersifat seperti batang, padanya seringkali terdapat daun-daun peralihan, yaitu bagian-bagian yang menyerupai daun, berwarna hijau, yang sekan-akan merupakan oeralihan dari daun biasa kehiasan bunga. Tangkai bunga merupakan bagian yang berada pada bagian bawah bunga. Tangkai ini berperan sebagai penopang bunga dan sebagai penyambung antara bunga dan batang atau ranting.

b. Dasar bunga (receptaculum), yaitu ujung tangkai yang seringkali melebar, dengan ruas-ruas yang amat pendek, sehingga daun-daun yang telah mengalami metamorfosis menjadi bagian-bagian bunga yang duduk amat rapat satu sama lain, bahkan biasanya lalu nampak duduk dalam satu lingkaran.

Bunga dapat disebut sebagai tunas yang mengalami metamorfosis dan dasar bunga adalah ujung batang yang terhenti pertumbuhannya, biasanya menebal atau melebar, dan menjadi pendukung bagian-bagian bunga yang merupakan metamorfosis daun, yaitu kelopak,tajuk bunga, benag sari, dan putik. Karena terhentinya pertumbuhan batang, ruas-ruasnya menjadi amat pendek, oleh sebab itu bagian-bagian bunga yang berasal dari daun lalu tersusun amat rapat satu sama lain. Dasar bunga sering memperlihatkan bagian-bagian yang khusus mendukung satu bagian bunga atau lebih, bergantung pada bagian bunga yang didukungnya.

Bagian dasar bunga diberi nama yang berbeda-beda.
a) Pendukung tajuk bunga atau antofor (anthofhorum), yaitu bagian dasar bunga yang tempat duduknya daun-daun tajuk bunga, seperti pada bunga anyelir (Dianthus caryophyllus L.),

b) Pendukung benang sari satau andofor (androphorum), bagian dasar bunga yang seringkali meninggi atau memanjang dan menjadi tempat duduknya benang sari, seperti pada bunga maman (Gynandropsis pentaphylla D.C.),
c) Pendukung putik atau ginofor (gynophorum), suatu peninggian pada dasar bunga yang khusus menjadi tempat duduknya putik, seperti terdapat pada bunga teratai besar (Nelumbium nelumbo Druce),


d) Pendukung benang sari dan putik atau androginofor (androgynophorum), bagian dasar bunga yang biasanya meninggi dan mendukung benang sari dan putik diatasnya, seperti pada bunga markisah (Passiflora quadrangulasris L.),

e) Cakram (discus); disamping bagian-bagian tersebut diatas pada dasar bunga seringkali terdapat semacam peninggian atau bantalan terbentuk cakram yang seringkali mempunyai kelenjar-kelenjar madu, seperti pada bunga jeruk (Citrus sp.). 

Bentuk Dasar Bunga
a) Rata, hingga semua bagian bunga duduk sama tinggi disatas dasar bunga, berturut-turut dari luar kedalam: kelopak, tajuk bunga, benagsari, dan putik, misalnya pada bunga manggistan (Garcinia mangostana L.). dalam keadaan demikian bakal buah dikatakan dudunya menumpang (superus),
b) Menyerupai kerucut, hingga putik yang berada ditengah-tengah duduknya paling tinggi, juga disini duduknya bakal buah dikatakan menumpang (superus).
c) Seperti cawan. Daun-daun kelopak dan tajuk bunga duduknya seakan-akan pada tepi bangunan seperti cawan tadi, sedang putik ditengah pada bagian dasar bunga yang lebih rendah letaknya daripada tempat duduknya kelopak dan tajuk bunga. Bakal buah masih dikatakan menumpang (superus),
d) Bentuk mangkuk. Juga dalam hal ini kelopak dan tajuk bunga lebih tinggi letaknya daripada putik. Bakal buah terletak dibagian  dasar bunga yang legok dan sebagian bakal buah setengah tenggelam (semi inferus).

Dari uraian mengenai bentuk dasar bunga itu dapat kita lihat, bahwa hiasan bunga dapat lebih tinggi atau lebih rendah letaknya dibanding dengan duduknya bakal buah. Berdasarkan sifat itu bunga dapat dibedakan dalam 3 golongan, yaitu:
1. Hipogin (hypogynus), jika hiasan bunga tertanam pada bagian dasar bunga yang lebih rendah daripada tempat duduknya putik, misalnya bunga johar (Cassia siamea Lmk.).


2. perigin (perigynus), jika letak hiasan bunga sama tinggi atau sedikit lebih tinggi daripada duduknya putik seperti pada dasar bunga yang terbentuk cawan, misalnya pada bunga bungur (Lagestroemia speciosa pers.),


3. epigin (epigynus), misalnya pada dasar bunga yang berbentuk mangkuk atau piala dengan bakal bunga yang tenggelam, sehingga seringkali seakan-akan hiasan bunga duduk dibagian atas bakal buah tadi, misalnya pada bunga daun kaki kuda (Centella asiatica Urban.). 



c. Hiasan bunga (perinthium), yaitu bagian bunga yang merupakan penjelmaan daun yang masih tampak berbentuk lembaran dengan tulang-tulang atau urat-urat yang masih jelas. Bagian-bagian hiasan bunga itu umumnya tersusun dalam dua lingkaran:
1. Kelopak (kalyx), yaitu bagian hiasan bunga yang merupakan lingkaran luar, biasanya berwarna hijau, dan sewaktu bunga masih kuncup merupakan selubungnya, yang melindungi kuncup tadi terhadap pengaruh-pengaruh dari luar. Kelopak terdiri atas beberapa daun kelopak (sepala). Daun-daun kelopak pada bunga dapat berlekatan satu sama lain, dapat pula terpisah-pisah. 

Kelopak berguna untuk sebagai pelindung bunga, terutama waktu bunga masih kuncup (sebelum mekar). Jika bunga mengadakan persarian dan pembuahan, biasanya kelopak lalu runtuh, jarang sakali tetap sampai bentuk buah. Kelopak yang tetap dan akhirnya ikut merupakan bagian buah misalnya pada ciplukan (Physalis minima L.).

Kelopak merupakan bagian hiasan bunga yang masih jelas sebagai organ yang berasal dari daun. Selain warnanya yang biasanya hijau, juga terbentuknya yang lain, misalnya seperti bulu, seperti pada bunga tumbuhan yang termasuk suku Compositae. 

Kelopak tersusun atas bagian-bagainnya yang dinamakan daun kelopak (sepala). Pada bunga daun-daun kelopak mempunyai sifat yang berbeda-beda.
a) Berlekatan (gamosepalus). Pada kelopak biasanya yang berlekatan hanya bagian bawah daun-daun kelopaknya saja, bagain atasnya yang berupa pancung-pancungnya tetap bebas.
Menurut banyak sedikitnya bagian yang berlekatan (atau panjang pendeknya pancung-pancung dibagain atas kelopak), dibedakan 3 macam kelopak, yaitu kelopak yang:

1) Berbagi (partitus), jika hanya bagian kecil daun-daun saja yang berlekatan, pancung-pancungnya panjang, lebih dari separoh panjang kelopak.
2) Bercangap (fissus), jika bagain yang berlekatan kira-kira meliputi separoh panjangnya kelopak, jadi pancung-pancungnya kira-kira juga separohnya.
3) Berlekuk (lobatus), jika bagian yang berlekatan melebihi separoh panjang kelopak, jadi pancung-pancungnya pendek saja.

b) Lepas atau bebas (polyspalus), jika daun-daun kelopak yang satu dengan yang lain benar-benar terpisah-pisah, sama sekali tidak berlekatan.

Melihat simetrisnya, bentuk kelopak yang bermacam-macam itu dibedakan dalam 2 golongan, yaitu yang:
1) Beraturan atau aktinomorf (regularis, actinomorphus), jika kelopak dengan beberapa cara dapat dibagi menjadi dua bagain yang setangkup (simetris). Kelopak yang beraturan. a.l. meliputi kelopak-kelopak yang terbentuk:
o Bintang
o Tabung 
o Terompet 
o Mangkuk 
o Piala
o Corong 
o Lonceng, dll.

2) Setangkup tunggal atau zigomorf (zygomorphus). Kelopak yang bersifat demikian antara lain kita jumpai pada kelopak yang: 
o Bertaji (calcaratus), seperti terdapat pada bunga pacar air (Impatien balsamina L.),

o Berbibir (labiatus), yaitu kelopak yang bagian bawahnya berlekatan berbentuk tabung atau buluh. Bagian atasnya terbelah dua seperti bibir atas dan bawah, misalnya pada bunga salvia (Salvia spelendens Ker-Gawl.).

2. Tajuk bunga atau mahkota bunga (corolla), yaitu bagian hiasan bunga yang terdapat pada lingkaran dalam, biasanya tidak berwarna hijau lagi. Warna bagian inilah yang lazimnya merupakan warna bunga. Mahkota bunga terdiri dari atas sejumlah daun mahkota (petala), yang seperti halnya dengan daun-daun kelopak dapat berlekatan atau tidak.

Tajuk bunga atau atau mahkota bunga merupakan hiasan bunga yang terdapat disebelah dalam kelopak, umumnya lebih besar, dengan warna yang indah, menarik, dengan bentuk susunan yang bagus, tidak jarang pula mempunyai bau yang harum tetapi banyak juga yang sebaliknya. Apabila proses penyerbukan sudah terlaksana, boleh dikatakan bahwa tajuk atau mahkota bunga sudah selesai, oleh sebab itu biasanya tajuk bunga tampak layu dan kemudian gugur.

Bagian-bagian tajuk bunga dinamakan daun tajuk atau daun mahkota (petala), dan sepreti halnya dengan daun-daun kelopak, daun-daun mahkota bunga menunjukan sifat yang berbeda pula:
a. Berlekatan (sympetalus, gamopetalus,  atau monopetalus). Dalam keadaan demikian, pada tajuk bunga dapat dibedakan tiga bagian, yaitu:
1. Tabung atau buluh tajuk
2. Pinggiran tajuk 
3. Leher tajuk

b. Lepas atau bebas (choripetalus, dialypetalus, atau polypetalus), jika daun-daun tajuk terpisah-pisah satusama lain. Dalam keadaan demikian pada setiap daun tajuk dapat dibedakan:
1. Kuku daun tajuk (unguis), ialah bagian bawah daun tajuk yang tidak lebar dan seringkali lebih tebal daripada bagian lainnya.
2. Helaian daun tajuk (lamina), yaitu bagian yang lebar dan biasanya tipis.

Tajuk atau mahkota bunga pun seperti halnya dengan kelopak mempunyai bentuk yang bermacam-macam, dan berdasarkan simetrinya dapat pula dibedakan dalam yang:
a. Beraturan (regularis), tajuk bunga yang beraturan meliputi bentuk-bentuk:
1. Bintang (rotatus atau stellatus), misalnya tajuk bunga lombok (Capsicum annuum L.),

2. Tabung (tubulosus), misalnya bunga tabung pada bunga matahari (Helianthus annuus L.),

3. Terompet (hypocratepormis), misalnya bunga jantan pada papaya (Carica papaya L.),

4. Mangkuk (urceolatus),
5. Corong (infundibuliformis), misalnya bunga kecubung (Datura metel L.),

6. Lonceng (campanulatus), misalnyabunga ketela rambat (Ipomea batatas poir.).


b. Setangkup tunggal, bersimetri satu, atau monosimetris (zigomorphus), tajuk bunga zigomorphus seringkali mempunyai sifat atau bentuk yang khas, misalnya:
1. Bertaji, (calcaratus), yaitu tajuk bunga yang mempunyai suatu bagian yang berbentuk taji pada kaki ayam jantan, misalnya bunga larat (Dendrobium phalaenopsis Fitzg.),



2. Berbibir (labiatus), jika tajuk bunga seakan-akan dibelah dua, sehingga tepinya merupakan dua bibir, misalnya pada bunga kemangi (Ocimum basilicum L.),

3. Berbentuk seperti kupu-kupu (papilionaceus), misalnya bunga kacang tanah (Arachis hypogaea).

4. Bertopeng (personatus), misalnya pada bunga mulut singa (Annthirrhinum majus L.).

5. Berbentuk pita (ligulatus). Misalnya bunga-bunga pinggir pada bunga matahari (Helianthus annuus L.).

d. Tenda bunga (perigonium)
Pada suatu bunga seringkali tidak kita dapati haisan bunganya. Bunga demikian dinamakan bunga telanjang (flos nudus), misalnya pada patikan (Euphorbia hirta L.), atau hiasan bunga tadi tidak dapat dibedakan dalam kelopak dan mahkota, dengan kata lain perkataan kelopak dan mahkota sama, baik bentuk maupun warnanya. Hiasan bunga yang demikian sifatnya dinamakan: tenda bunga (perigonium), yang terdiri atas sejumlah daun tenda bunga (tepala), misalnya pada kembang sungsang (Gloriosa superba L.).

Bagian-bagian yang menyusun tenda bunga dinamakan daun tenda bunga (tepala) menurut bentuk dan warnanya dapat dibedakan dalam dua golongan:
1. Serupa kelopak (calicinus), biasanya tidak begitu besar dan tidak begitu menarik, seperti terdapat pada bunga berbagai jenis palma (Palmae).

2. Serupa tajuk (corollinus), warnanya bermacam-macam juga biasanya lebih besar dan bentuknya seringkali amat menarik pula, bahkan lebih menarik daripada tajuk bunga sesungguhnya, misalnya pada bunga anggerik (Orchidaceae).

Pada tenda bunga ternyata bagian-bagiannya yang berupa daun-daun tenda tadi ada yang:
a. Berlekatan (gamophyllus), tenda bunga yang berlekatan memperlihatkan bentuk yang beraneka ragam.
b. Lepas atau bebas (pleiophyllus) satu sama lain, misalnya pada kembang sungsang (Gloriosa superba L.).

Pertanyaan dan jawaban
Termin 1:
1. Jelaskan cakram pada  dasar bunga berdasarkan bagiannya?
 jawab: cakram atau sering disebut juga dengan discus adalah bagian-bagian bunga yang terdapat diatas  dasar bunga seringkali terdapat semacam peninggian atau bantalan berbentuk cakram yang    mempunyai kelenjar-kelenjar madu, misal pada bunga jeruk (Citrus sp.). apabila dilihat dari bentuk bunga, mirip seperti cakram rem pada kendaraan atau alat transportasi. Cakram ini memiliki kelenjar-kelenjar penghasil madu yang ditampung oleh cakram tersebut dan terletak di dasar bunga.



2. Jelas bagian tenda bunga pada bunga Gloriosa superba dan apa yang menyebabkan mahkota memiliki warna warni?
 
jawab: pada bunga sungsang (Gloriosa superba) adalah tenda bunga bukan mahkota atau kelopak ini dikarenakan adanya kesamaan dan sulit dibedakan baik dalam bentuk maupun warna dari kelopak ataupun mahkotanya, sehingga disimpulkanlah tenda bunga.
warna yang timbul pada permukaan mahkota, itu terjadi karena warna yang ada pada kelopak lebih dominan. apabila warna pada kelopak tersebut berwarna merah muda maka warna yang dominan pada mahkota tersebut adalah merah muda. keanekaragaman warna yang dominan pada kelopak dikarenakan oleh  hormon.
3. Bagaimana cara membedakan tenda bunga dan mahkota?
jawab: untuk membedakan tenda bunga dengan mahkota bunga sulit dibedakan karena bentuk dan warna sama.

Termin 2:
1. Bagaimana proses modifikasi dari daun?
jawab: proses modifikasi daun menjadi bunga tapat terjadi pada dua contoh, seperti pada dua gambar diatas yakni bunga kembang sepatu (Hibiscus rosa sinensis) dan bunga merak (Caesalpinia pulcherrina) terjadi perubahan yang awalnya daun berubah menjadi bunga. Modifikasi pada daun terjadi sebagai akibat adanya reduksi atau penambahan jaringanjaringan tertentu selama perkembangannya. Modifikasi tersebut dapat terjadi pada daun secara keseluruhan (daun secara utuh) atau hanya bagian-bagian tertentu dari daun. Bagian daun tambahan, seperti stipula juga dapat termodifikasi menjadi bentuk lain.Daun yang termodifikasi secara keseluruhan (daun secara utuh) dapat berubah antara lain menjadi duri (spina phyllogenum), sulur (tendril), sisik (cataphyll/scale), brakte (bractea) atau brakteola (bracteola) dan seludang bunga (spatha). Brakte/brakteola dan seludang bunga lebih lanjut akan dibahas pada perbungaan.

2. Daun-daun peralihan itu seperti apa dan bagaimana terbentuknya?
jawab: daun-daun peralihan dapat terjadi pada bunga sepatu dari daun berubah menjadi kelopak bunga atau mahkota bunga seperti pada bunga kembang sepatu.

Minggu, 17 Mei 2015

CERITA BAPAKKU

Sabtu malam minggu yang sedikit redup, cahaya buram rembulan tertutup awan tebal diatas atap rumah. Tak ada suara lain yang masuk menembus gendang telingaku selain dentingan gitar yang aku petik dengan mata merem melek, menikmati alunan yang tercipta. Suasana kalbu ikut hanyut terbawa alunan lagu yang pelan nan syahdu. Satu piring singkong goreng karya ibu ditambah segelas kopi menemani alunan suasana hatiku yang mendayu-dayu, lebih syahdu daripada lagu.


Dua buah lagu slow telah terlewatkan, sama seperti nasib aroma kopi yang menyeruak dari ujung gelas menusuk hidungku. Asap beraroma nikmat aku hirup kuat-kuat, sebelum aku pekik dengan seruputan pertama dari ujung gelas. nampaknya aku tak salah keluar dari rahim sang ibu, rasa kopi seduhannya terasa pas dilidah dan kepingin terus menggantungkan mulut di ujung gelas hingga tetes terakhir. 


“tumben malam minggu gak keluyuran?” suara bas bapakku menyapa dengan sedikit menekan, menekan mentalku. Ini yang membuat aku betah untuk selalu berada diluar rumah. Aku tidak suka dengan omelan dan ocehan bapak yang seolah tak pernah berhenti setelah aku masuk kelas XII. ada rasa hati-hati dengan kelasku yang sudah berada di ujung usia lulus.

Aku diam membeku dalam getar senar yang aku petik. Ingin aku jawab pertanyaan yang sangat mudah dan jika pertanyaan itu keluar di soal UTS bulan depan aku yakin nilaiku pasti 99,9, tapi sayang bapakku bukan guru dan kalau pun iya dia tidak akan pernah memberiku nilai seperti itu. Nilai yang  terlalu besar untukku dimatanya.

“bagaimana sekolahmu? Gak ada tugas? Bapak lihat teman kamu yang kemarin mampir sangat sibuk dengan tugasnya yang numpuk.” Aku sedikit mengerutkan keningku dan satu nama pun muncul dari kerutan keningku. Riza, teman satu kelasku yang memang kutu buku. Kaca mata tebal setebal buku-bukunya, seakan tak pernah lepas dari tangan dan fokus matanya. Ah, malas rasanya jika aku harus dibandingkan dengan kutu buku itu, aku bukan tipe manusia yang suka dengan deskripsi panjang yang membuat aku nyenyak dan tertidur pulas saat mataku harus berkutat dengan lembaran-lembaran kertas putih berhias tinta hitam bersaf-saf. 


Angin malam mengelus lembut kulitku yang hanya terbalut kaos oblong dan kain sarung yang belum aku copot beres salat isya. Satu buah kursi kosong mengundang bapak untuk duduk sejenak meringankan pinggang dan merebahkan punggungnya yang terasa pegal setelah seharian bekerja. Bapakku seorang petani tetapi ia adalah petani yang memiliki visi dan pemegang komitmen tinggi dalam hidup, imbasnya adalah aku. Visi dan komitmen sudah ku pelajari sejak aku kecil namun beberapa bulan terakhir aku mulai bosan dengan semua yang telah aku dapat dan saat itulah hubunganku dengan bapak mulai bermasalah.

Gitar kesayanganku dalam sekejap hilang dan berpidah ke pelukan bapakku yang mengisap sebatang rokok yang tersisa dengan penuh kenikmatan, dan kemudian mencocolnya diatas piring yang hanya menyisakan satu buah goreng singkong. Api rokok pun padam. Satu buah lagu dari bang Iwan fals   pesawat tempur mulai menggema, menggemparkan teras rumah yang terbalut oleh udara dingin dan angin sepoi menyapa kulitku yang menggigil. aku tak percaya jika bapak bisa memaikan gita selihai itu, aku yakin itu lagu untuk ibukku saat mereka masih muda 30 tahun yang lalu.

aku menikmati alunan lagu itu, aku salah satu penggemar Bang Iwan Fals. sesekali aku ikut bernyanyi dengan bapak, ini moment yang luar biasa. dan tak terasa satu buah lagu pun selesai dinyanyikan. 

"Wanita berkrudung merah muda hari itu, teman dekatmu?" deg, jantungku mulai berontak meloncat-loncat seakan tak ingin sampai bapakku tahu tentang dia. cukup aku dan ibu yang tahu masalah hati yang aku rundung kini.

"dia temanku, sama dengan temanku yang lain." jawabku penuh rasa ragu. aku tergugup-gugup dengan jawabanku yang tak pernah yakin soal cinta.

"hahahaa... akhirnya anak bapak jatuh cinta" tangannya mengelus lembut rambutku yang sudah rapi aku sisir. "jika kamu suka padanya itu normal, kamu tahu orang yang tidak normal seperti apa?" lho, aneh persepsiku selama ini terbalik dengan pertanyaan yang baru saja lepas dari mulut bapak. sontak aku pandangi penuh rasa penasaran, setahuku orang yang tidak normal menurut bapak adalah orang pacaran sebelum waktunya. dalam hati yang ketakutan terus berteriak jika aku tidak pacaran dengan dia yang hari itu nebeng solat ashar dirumah.

"katakan padaku pak!" paksaku dengan antusias ingin mengetahui jawaban.

"dia adalah orang yang berani membohongi dirinya sendiri dan selalu menyalahkan dirinya sendiri! jujurlah pada hatimu, dirimu, keluargamu dan lingkunganmu. jadilah orang yang jujur karena jujur itu susah!"

"aku belum sukses dan aku tak akan pacaran sebelum aku sukses" jawabku mantap.

"tak percuma bapak sekolahkan kamu." senyum bapak mencairkan suasana hatiku yang terintrogasi.
"bapak pernah muda dan diusia 18 sepertimu ini, bapak mulai suka dengan yang namanya seorang gadis, bapak terus-terusan menolak apa yang dirasa hati dan tak pernah mau jujur untuk mengakui jika bapak suka pada gadis itu. kakekmu sangat berjasa waktu itu beliau berkata seperti ini pada bapak, ini adalah fase awal hidupmu yang berbeda dengan fase sebelumnya, gunakan dan berhati-hatilah pada fase yang amat panjang dan bertahanlah sampai kamu berhasil pada komitmen dan cita-cita yang selalu di mimpi-mimpikan saat kamu masih kecil. sejak saat itu bapak mulai legowo dan bisa jujur pada diri bapak bahwa memang diusia sepertimu saat ini normal menyukai seseorang. bapak tidak melarang kamu unutk menyukai seseorang nak, selalu pesan bapak, ingat orang yang kamu sukai adalah cerminan dirimu saat itu, jadi jika kamu ingin mendapatkan wanita yang baik seperti ibumu maka kamu yang harus baik dan berkualitas terlebih dahulu, jika kamu ingin menjadi orang yang sukses berlakulah seperti orang sukses." aku telan ludah bulat-bulat, wejangan kesekian ribu yang benar-benar membuatku semakin bangga memiliki bapak yang akan mecetakku menjadi anak yang luar biasa. lagi-lagi aku percaya jika aku sangat beruntung dapat terlahir dari keluarga yang harmonis.

kini tinggal aku sendiri menyepi di teras rumah, hanya dingin yang semakin setia menemaniku. aku petik senar gitar pelan sepelan mimpiku yang menerawang masa depanku yang semakin gemilang, aku yakin aku bisa berangkatkan ibu dan bapak naik haji dan aku juga sangat yakin jika suatu hari nanti aku bisa melanjutkan kuliah di luar negeri. aminnn....

semoga saja mimpiku ini dapat terjadi suatu saat nanti, biarlah bintang-bintang yang berkilauan di atas sana yang menyaksikan mimpiku. mulai detik ini aku siap menjadi orang yang berkualitas luar biasa, aku berjanji.     

Kamis, 14 Mei 2015

bunga majemuk


muhamad hasanudin 
(14542004)
biologi 1b
STKIP Garut


BUNGA MAJEMUK (Anhotaxis, Inflorescentia)
Pada suatu cabang dengan jumlah bunga diketiak jelas kelihatan, bahwa diantara bunga-bunganya sendiri yang terdapat pada cabang itu terdapat daun-daun biada yang berguna untuk berasimilasi. Pada suatu bunga majemuk sumbu yang mengandung bunga-bunga yang telah berkelompok itu tidak lagi berdaun, atau jika ada daunnya, daun-daun tadi telah mengalami metamorfosis dan tidak lagi bergna sebagai alat untuk asimilasi.
Pada suatu bunga majemuk lazimnya dapat kita kita bedakan bagian-bagian berikut:
A.      Bagian-bagian yang bersifat seperti batang atau cabang, yaitu:
1.  Ibu tangkai bunga (penduculus, penduculus comunis atau rhacis), yaitu bagian yang biasanya merupakan terusan batang atau cabang yang mendukung bunga majemuk.
2.    Tangkai bunga (pedicellus), yaitu cabang ibu tangkai yang mendukung bunganya.
3. Dasar bunga (receptaculum), yaitu ujung tangkai bunga, yang mengdukung bagian-bagian bunga lainnya.
B.       Bagian-bagian yang bersifat seperti daun, a.l.:
1.      Daun-daun pelindung (bractea), yaitu bagian-bagian serupa daun yang dari ketiaknya muncul cabang-cabang ibu tangkai,
2.      Daun tangkai (pedicellus), yaitu satu atau dua daun kecil yang terdapat pada tangkai bunga,
3.      Seludang bunga (spatha), yaitu daun pelindung yang besar, yang seringkali menyelubungi seluruh bunga majeuk waktu belum mekar, misalnya terdapat pada bunga kelapa (Cocos nucifera L.),
4.      Daun pembalut (bractea involucralis, involucrum), yaitu sejumlah daun-daun pelindung yang tersusun dalam suatu lingkaran, misalnya pada bunga matahari (Helianthus annuus L.),
5.      Kelopak tambahan (epicalyx), yaitu bagian-bagian serupa daun yang berwarna hijau, tersusun dalam suatu lingkaran dan terdapat dibawah kelopak, misalnya pada bunga kembang sepatu (Hibiscus sora-sinensis L.),
6.      Daun-daun kelopak (sepale),
7.      Daun-daun mahkota atau daun tajuk (petalae),
8.      Daun-daun tenda bunga (tepalae),
9.      Benang-benang sari (samina),
10.  Daun-daun buah (carpella).

Bunga majemuk dibedakan dalam tiga golongan, yaitu:
a.     Bunga majemuk tak berbatas (inflorecentia racemosa, inflorescentia botryoides), 
yaitu bunga majemuk yang ibu tangkainya dapat tumbuh terus, dengan cabang-cabang yang terdapat bercabang lagi atau tdak, dan mempunyai susunan (semakin muda semakin dekat dengan ujung ibu tangkai), dan bunga-bunga pada bunga majemuk ini mekar berturut-turut dari bawah ke atas. Jika ujung ibu tangkai tak mendukung suatu bunga, tampaknya seakan-akan bunga majemuk ini tidak berbatas, jika dilihat dari atas, nampak bunga mulai mekar dari pinggir dan yang terakhir mekarnya ialah bunga yang menutup ibu tangkainya. Karena yang mekar mulai dari pinggir menuju ke pusat itulah maka bunga majemuk yang bersifat demikian ini dinamakan: inflorescentia centripetala. Bunga majemuk tak terbatas terdapat misalnya pada: kembang merak (Caesalpinia pulcherrima Swartz).
Dalam golongan ini dapat dibedakan:
a.       Ibu tagkainya tidak bercabang-cabang, sehingga bunga (bertangkai atau tidak) langsung terdapat pada ibu tangkainya.
1.      Tandan (racemus), jika bunga bertangkai nyata, duduk pada ibu tangkainya, misalnya pada kembang merak (Caesalpinia pulcherrima),
2.      Bulir (spica), seperti tandan tetapi bunga tidak bertangkai, misalnya bunga jarong (Stachytarphea jamaicensis Vahl.),
3.      Untai atau bunga lada (amentum), seperti bulir, tetapi ibu tangkai hanya mendukung bunga-bunga yang berkelamin tunggal, dan runtuh seluruhnya (bunga majemuk yang mendukung bunga jantan, yang betina menjadi buah), terdapat misalnya pada sirih (piper betle L.),
4.      Tongkol (spadix), seperri bulir, tetapi ibu tangkai besar, tebal, dan seringkali berdaging, misalnya pada jagung (Zea mays L.), tetapi hanya bunga yang betina.
5.      Bunga payung (umbella), yaitu suatu bunga majemuk tak berbatas, yang dari ujung ibu tangkainya mengeluarkan cabang-cabang yang sama panjangnya. Masing-masing cabang mempunyai suatu pelindung pada pangkalnya, dan karena pangkal daun sama tinggi letaknya.
6.      Bunga cawan (corymbus atau anthodium), yaitu suatu bunga majemuk yang ujung ibu tangkainya lalu melebar dan merata, sehinga mencapai bentuk seperti cawan dan pada bagian itulah tersusun bunga-bunga.
7.      Bunga tongkol (capitulum),suatu bunga majemuk yang menyerupai bunga cawan, tetapi tanpa daun-daun pembalut, dan ujung ibu tangkai biasanya membengkak, sehingga bunga majemuk seluruhnya terbentuk seperti bola.
8.      Bunga periuk (hypanthodium) bunga ini dibedakan dalam dua bentuk:
-ujung ibu tangkai menebal, berdaging, mempunyai, bentuk seperti gada, sedang bunga-bunganya terdapat meliputi seluruh bagian yang menebal tadi, sehinggatercapai bentuk bulat.
-ujung ibu tangkai menebal bferdaging, membentuk badan yang menyerupai periuk, sehingga bunga-bunga yang semestinya terletak padanya lalu terdapat didalam periuk tadi dan sama sekali tak tampak dari luar, misalnya pada lo (Ficus glomerata Roxb.).

b.      Bunga majemuk berbatas (inflorescentia cymosa, inflorescentia centrifuga)


yaitu bunga majemuk yang ujung ibu tangkainya selalu ditutup dengan suatu bunga, jadi ibu tangkai mempunyai pertumbuhan yang terbatas. Ibu tangkai ini dapat pula bfercabang-cabang, dan cabang-cabang tadi seperti ibu tangkainya juga selalu mendukung suatu bunga pada ujungnya. Pada bunga majemuk terbatas bunga yang mekal dulu ialah bunga yang terdapat pada sumbu pokok atau ibu tangkainya, jadi dari tengah kepinggir.
Bunga majemuk terbatas dapat kita bedakan dengan ciri-ciri:
1.      Anak payung menggarpu (dichasium). pada ujung ibu tangkai terdapat satu bunga.dibawahnya terdapat dua cabang yang sama panjang, masaing-masing mendukung satu bunga pada bunga ujungnya. Misalnya bunga melati (Jasminum sambac Alt.).
2.      Bunga tangga atau bunga bercabang seling (cincinus), yaitu suatu bunga majemuk yang ibu tangkainya bercabang dan selanjutnya, cabang-cabangnya bfercabang lagi, tetapisetiap kali bercabang hanya terbentuk satu cabang saya, yang arahnya berganti-ganti kekiridan kekanan. Misalnya bunga buntut tikus (Heliotripium indicum L.),
3.      Bunga sekerup (bostryx), ibu tangkai bercabang-cabang, tetapi setiap kali bfercabang juga hanya terbentuk satu cabang, yang semuanya terbentuk ke kiri atau ke kanan dan cabang yang satu bferturut-turut membentuk sudut sebesar 90 derajat, misalnya bunga kenari (Canarium commune L.),
4.      Bunga sabit (drepanium), seperti bunga sekerup tetapi semua percabangan terletakpada suatu bidang, sehingga bunga seluruhnya menampakan bentuk seperti sabit, terdapat pada tumbuhan suku Juncaceae.
5.      Bunga kipas (rhipidium), seperti bunga bercabang seling, semua percabangan terletak pada suatu bidang dan cabang tidak sama panjang, sehingga semua bunga pada cabang tidak sama panjang, sehingga semua bunga pada bunga majemuk itu terdapat pada tempat yang sama tingginya. Seperti pada tumbuhan suku Iridaceae.


Pertanyaan Dan Jawaban

Pertanyaan
1.      Penjelasan bunga berbatas dan tidak berbatas ?
2.      Apa fungsi daun pembalut ?
3.      Bagaimana proses penyerbukan bunga periuk ?
4.    Mengapa jagung dapat dikatakan sebagai bunga ?

Jawaban
1.        Bunga berbatas mempunyai ibu tangkai tidak bercabang akn tetapi bunganya memiliki tangkai, pemekaran bunganya dari bawah ke atas sehingga ujung ibu tangkainya akan tumbuh terus sampai membentuk buah. Bunga tak berbatas mempunyai ibu tangkai yang bercabang dan cabangnya juga mengeluarkan cabang lagi sehingga pertumbuhan ibu tangkainya berbatas dan pemekaran bnganya pun dari atas ke bawah.
2.        Daun pembalut adalah daun pelindung atau sejumlah daun yang melindungi bunga dalam suatu lingkaran dalam keadaan kuncup.
3.        Proses penyerbukan bunga periuk berada didalam karena terdapat putik dan benang sari (pendek dan panjang) sehingga dapat melakukan penyerbukannya di dalam, benang sari yang panjang akan dapat bertemu dengan putik dan menghasilkan bakal biji, terdapat juga lubang yang dijadikan sebagai pertukaran karbondioksida dan oksigen untuk membantu penyerbukannya.
4.        Karena jagung itu berawal dari bunga jantan yang berbentuk bulir sehingga tida