Minggu, 21 Juni 2015


SIMETRI, DIAGRAM DAN RUMUS BUNGA


      1.      SIMETRI PADA BUNGA

Simetri adalah  sifat suatu benda atau bahan yang juga biasa disebut untuk bagian-bagian tubuh tumbuhan (batang, daun, maupun bunga), jika benda tadi oleh sebuah bidang dapat dibagi menjadi  dua bagian  sedemikian rupa sehingga kedua bagian itu dapat saling menutupi. Jadi, seandainya bidang itu kita jadikan tempat untuk melipat, maka benda tadi dapat dijadilan suatu benda yang setangkup atau simetris. Bunga sebagai suatu bagian tubuh tumbuhan dapat pula mempunyai sifat simetris.

Berdasarkan bidang simetrinya, bunga terbagi atas :

      a.       Asimetris
Bunga yang tidak memiliki bidang simetri, contohnya bunga tasbih (Canna hybrida Hort.).


       b.      Setangkup tunggal (monosimetris atau zygomorphus)
Bunga yang hanya memiliki satu bidang simetri yang membagi bunga menjadi dua bagian yang setangkup.   Sifat ini ditunjukkan dengan lambang   ­  (anak panah).  Bergantung pada letaknya bidang simetri, bunga yang setangkup tunggal dapat dibedakan menjadi 3 macam:
            1)      Setangkup tegak, jika bidang simetrinya berimpit dengan bidang median, misalnya bunga telang (Clitoria ternatea L.)


           2)      Setangkup mendatar, jika bidang simetrinya tegak lurus pada bidang median, dan tegak lurus pula pada arah vertikal, misalnya bunga Corydalis.


           3)      Setangkup miring, jika bidang simetrinya memotong bidang median dengan sudut yang lebih kecil/lebih besar dari 90 derajat, misalnya bunga kecubung (Datura metel L.)


      c.       Setangkup menurut dua bidang atau ganda (bilateral simetris atau disimetris)
Bidang bunga dapat dibuat dua bagian yang setangkup menurut  dua bidang simetris yang tegak lurus satu sama lain, contonya bunga lobak (Raphanus sativus L.)


       d.      Beraturan atau simetri banyak (polysimetris atau actinomorphus)
Bunga memiliki banyak bidang simetris, contohnya bunga lilia gereja (Lilium longifolium Thumb.).  Sifat ini ditunjukkan dengan tanda  *  (bintang).


 

            2.      DIAGRAM BUNGA
Suatu gambar yang melukiskan keadaan bunga dan bagian-bagiannya. Terdapat 2 macam diagram bunga :
a.       Diagram bunga empirik, yaitu diagram bunga yang hanya memuat bagian-bagian bunga yang benar-benar ada/ menggambarkan keadaan bunga yang sesungguhnya.
b.      Diagram teoretik, yaitu diagram bunga yang selain menggambarkan bagian-bagian bunga yang sesungguhnya, juga memuat bagian-bagain yang sudah tidak ada lagi, tetapi menurut teori seharusnya ada.


Cara membuat diagram bunga
Ketika kita hendak membuat diagram bunga, kita harus memperhatikan hal-hal berikut:
1)      Letak bunga pada tumbuhan. Dalam hubungannya dengan perencanaan suatu diagram, kita hanya membedakan dua macam letak bunga:
a)      Bunga pada ujung batang atau cabang (flos etrminalis)
b)      Bunga yang terdapat dalam ketiak daun (flos axillaris)
2)      Bagian-bagian bunga yang akan kita buat diagram tadi tersusun dalam berapa lingkaran.
Jika dari bunga yang hendak kita buat diagramnya telah kita tentukan kedua hal tersebut kemudian kita mulai dengan :
1)      Membuat lingkaran yang konsentris sesuai dengan jumlah lingkaran tempat duduk bagian-bagian bunganya.
2)      Buat garis tegak lurus (vertikal) melalui titik pusat itu yang  lingkaran-lingkaran yang konsentris.
3)      Pada garis di sebelah atas lingkaran yang terluar di gambarkan secara skematik penampang melintang batang ( digambar sebagai lingkaran kecil) dan di sebelah bawahnya gambar skematik daun pelindungnya. Bagi bunga yang letaknya pada ujung batang, tidak dikenal bidang mediannya , di sebelah atas lingkaran terluar tidak digambar penampang melintang batang, tetapi masih digambarkan penampang melintang daun pelindung (jika ada).
4)      Pada lingkaran lingkarannya berturut turut dari luar kedalam di gambar daun-daun kelopak, daun daun tajuk, benang sari , putik, dan yang terakhir penampang melintang bakal buah
Beberapa Contoh Diagram Bunga



                  3.      RUMUS BUNGA
Lambang-lambang, huruf-huruf dan angka-angka yang dapat memberikan gambaran mengenai berbagai sifat bunga beserta bagian-bagiannya. Rumus bunga ditunjukkan oleh:
a.       Kelopak;  dinyatakan dengan huruf   K   singkatan Kalix.
b.      Tajuk atau mahkota;  dinyatakan dengan huruf   C   singkatan corolla.
c.       Benang sari; dinyatakan dengan huruf  A  singkatan androecium.
d.      Putik;  dinyatakan dengan huruf  G  singkatan gynaecium.
e.       Jika kelopak dan mahkota sama bentuk maupun warnanya maka untuk menyatakan bagian tersebut kita gunakan huruf  P  singkatan  perigonium.
f.       Bersimetri banyak (actinomorphus) *
g.      Bersimetri satu (zigomorphus) ↑
h.      gamosepal/gamopetal ( )
i.        Jika bagian-bagian bunga terdiri dari dua lingkaran ....+....
j.        Bakal buah menumpang, dibawah angka yng menunjukkan bagian daun buah dibuat suatu garis
k.      Bakal buah teggelam, diatas angka yang menunjukka bagian daun buah dibuat suatu garis
l.        Jika jumlah bagian-bagian bunga lebih dari 10 diberi tanda ~



FORUM DISKUSI
Termin I
  1.      Bagaimana menggambarkan bagian-bagian bunga yang sudah tidak ada lagi namun secara teori ada dalam diagram bunga? (Nilam Nursyifa)
Jawab : untuk menggambarkan bagian bunga yang secara teori ada namun sudah tidak ada lagi di gambarkan dengan bintang (*).
  2.      Jelaskan kembali secara lebih jelas mengenai pembuatan diagram bunga! (Mastutin Mustaotina)
Jawab : berikut langkah-langkah membuat diagram bunga:
a.     Membuat lingkaran yang konsentris sesuai dengan jumlah lingkaran tempat duduk bagian-bagian bunganya.
b.  Buat garis tegak lurus (vertikal) melalui titik pusat itu yang  lingkaran-lingkaran yang konsentris.
c.    Pada garis di sebelah atas lingkaran yang terluar di gambarkan secara skematik penampang melintang batang (digambar sebagai lingkaran kecil) dan di sebelah bawahnya gambar skematik daun pelindungnya. Bagi bunga yang letaknya pada ujung batang, tidak dikenal bidang mediannya, di sebelah atas lingkaran terluar tidak digambar penampang melintang batang, tetapi masih digambarkan penampang melintang daun pelindung (jika ada).
d.   Pada lingkaran lingkarannya berturut turut dari luar kedalam di gambar daun-daun kelopak, daun daun tajuk, benang sari , putik, dan yang terakhir penampang melintang bakal buah

Termin II
     1.      Adakah bunga yang memiliki putik lebih dari satu dan sebutkan contohnya? (Hasni Safitri)
Jawab : Ada, contohnya yang terdapat pada bunga tasbih, kembang sungsang dan masih banyak lagi yang lainnya.
     2.      Jelaskan cara pembuatan diagram bunga dengan menggunakan gambar! (Muhammad Hasanudin)
Jawab :

Untuk penyimbolan pada diagram bunga, kelopak disimbolkan dengan segitiga, mahkota disimbolkan dengan bulan sabit, benang sari dengan bulatan dan putik dengan penempang bakal buahnya.



BUAH (FRUCTUS)
   Jika penyerukan pada bunga telah terjadi dan kemudian diikuti pula oleh pembuahan, maka bakal buah akan tumbh menjadi nuah, dan bakal biji yang terdapat di dalam bakal buah akan tumbuh menjadi biji.
   
   Pada pembentukan buah, adalakalanya bagian bunga selain bakal buah ikut tumbuh dan merupakan suatu bagian buah, sedang umumnya segera setelah terjadi penyerbukan dan pembuahan bagian-bagian bunga selain bakal buah segera menjadi layu dan gugur. Dari putik sendiri dengan tegas disebut hanya bakal buahnya, karena biasanya tangkai dan kepala putiknya gugur pula seperti halnya dengan bagian-bagian yang lain.
    
   Bagian-bagian bunga yang kadang-kadang tidak gugur, melainkan ikut tumbuh dan tinggal pada buah, biasanya tidak mengubah bentuk dan sifat buah itu sendiri, jadi tidak merupakan suatu bagian buah yang penting, misalnya:

a. Daun-daun pelindung. Pada jagung daun-daun pelindung bunga betina tidak gugur, dan kita kenal kemudian sebagai pembukus tongkol jagung (klobot)

b. Daun-daun kelopak. Pada terong dan pada jambu, masih dapat kita lihat kelopak yang ikut metupakan bagian buah.

c. Tangkai kepala putik. Juga bagian ini sering tinggal ada buah, misalnya pada jagung, yang kita kenal sebagai rambut jagung, juga pada semua macam jambu, masih dapat kita lihat tangkai kepala putik di bagian ujung buah.

d. Kepal putik. Buah yang masih mendukung kepala putik ialah buah manggis, yang sekaligus dapat pula menunjukkan jumlah daun dan jumlah ruangan dalam buah manggis tadi.


   Buah yang semata-mata terbentuk dari bakal buah, atau paling banyak padanya terdapat sisa-sisa bagian bunga yang lazimnya telah gugur itu, umumnya merupakan buah yang tidak terbungkus, jadi merupakan buah yang telanjang (fructus nudus). Buah ini juga dinamakan buah sejati atau buah sungguh.
    
   Adapun bagian-bagian bunga yang seringkali ikut tumbuh dan menyebabkan terjadinya buah semu, misalnya:
a. Tangkai bunga. Pada jambu monyet atau jambu mete (Anacardium occidentale), tangkai bunga menjadi besar, tebal, berdaging dan merupakan bagian buah yang dapat dimakan pula, sedang buah yang sesungguhnya lebih kecil, berkulit keras terdapat pada ujung bagian yang membesar ini.

b. Dasar bunga bersama pada suatu bunga majemuk, misalnya pada bunga lo (Ficus glomerata) dan sebagainya. Dasar bungayang berbentuk periuk itu juga membesar dan membulat, tebal berdaging, menyelubugi sejumlah besar buah-buah yang sesungguhnya, yang tidak tampak dari luar, karena terdapat dalam badan yang berbentuk seperti periuk tadi. Juga bagian ini seringkali dapat dimakan.

c. Dasar bunga pada bunga tunggal, misalnya pada arbe (Fragraria vesca) yang kemudin menjadi berdaging tebal dan merupakan bagian yang dapat dimakan pula, sedang buah yang sesungguhnya kecil, hampur tak kelihatan.

d. Kelopak bunga. Pada ciplukan (Phisalis minima), pada pembentukan buah, kelopak tumbuh terus menjadi badan yang menyelubungi buah yang sebenrnya. Jadi buah yang sebenanya tadi tidak tampak sama sekali dari luar.

e. Tenda bunga dan ibu tangkai pada bunga najemuk. Pada pohon nangka (Artocarpus integra) misalnya: ibu tangkai bunga dan semua tenda bunga pada bunga majemuk ini akhirnya tumbuh sedemikian rupa, sehingga seluruh perbungaan seakan-seakan hanya menjadi satu buah saja.
   
   Pada umumnya buah hanya akan terbentuk sesudah terjadi penyerbukan dan pembuahan pada bunga. Walaupun demikian mungkin pula buah terbentuk tanpa ada penyerbukan dan pembuahan. Peristiwa terbentuknya buah yang demikian itu dinamakan partenokarpi (parthenocarpy).
 Ikhtisar Tentang Buah
   Mengingat uraian di atas, buah pada tumbuhan umumnya dapat dibedakan dalam dua golongan, yaitu:
a. Buah semu atau buah tertutup, yaitu jika buah itu terbentuk dari bakal buah beserta bagian-bagian lain pada bunga itu, yang malahan menjadi bagian utama buah (lebih besar, lebih menarik perhatian, dan seringkali merupakan bagian buah yang bermanfaat, dapat dimakan), sedang buah yang sesungguhnya kadang-kadang tersembunyi.

b. buah sungguh atau buah telanjang, yang melulu terjadi dari bakal buah, dan jika ada bagian bunga lainnya yang masih tinggal bagian ini tidak merupakan bagian buah yang berarti.
Penggolongan Buah Semu

   Buah semu dapat dibedakan dalam:
a. Buah semu tunggal, yaitu buah semu yang terjadi dari satu bunga dengan satu bakal buah. Pada buah ini selain bakal buah ada bagian lain bunga yang ikut membentuk buah, misalnya:
- Tangkai bunga, pada buah jambu monyet (Anacardium occidentale)
- Kelopak bunga pada buah ciplukan (Physalis minima)

b. Buah semu ganda, ialah jika pada satu bunga terdapat lebih daripada satu bakal buah yang bebas satu sama lain, dan kemudian masing-masing dapat tumbuh menjadi buah tetapi juga disamping itu ada bagian lain pada bunga tadi yang ikut tumbuh, dan merupakan bagian buah yang menyolok (dan seringkali yang berguna), misalnya buah arbe (Fragraria vesca). 

c. Buah semu majemuk, ialah buah semu yang terjadi dari bunga majemuk, tetapi seluruhnya dari luar tampak seperti satu buah saja, misalnya buah nangka (artocarpus integra), dan keluwih (Artocarpus communis), yang terjadi dari ibu tangkai bunga yang tebal dan berdaging, beserta daun-daun tenda bunga yang pada ujungnya berlekatan satu sama lain, hingga merupakan kulit buah semu ini. Juga buah lo (Ficus glomerata) dan buah beringin (Ficus benjamina) adalah buah semu majemuk yang terjadi dari dasar bunga bersama yang berbentuk seperti periuk atau bulat dengan buah-buah yang sesungguhnya di sebelah dalamnya.
Penggolongan Buah Sungguh (Buah Sejati)
   Sama halnya dengan buah semu, buah sejati pertama-tama dapat dibedakan lebih dahulu dalam 3 golongan, yaitu:
1. Buah sejati tunggal, ialah buah sejati yang terjadi dari satu bunga dengan satu bakal buah saja. Buah ini dapat berisi satu biji atau lebih, dapat pula tersusun dari satu atau banyak daun buah dengan satu atau banyak ruangan, misalnya:
• Buah mangga (Mangifera indica), mempunyai satu ruang dengan satu biji
• Buah papaya (Carica papaya), yang terjadi dari beberapadaun buah dengan satu ruang dan banyak biji
• Buah durian (Durio zibethinus) yag terdiri atas beberapa daun buah, mempunyai beberapa ruang dan dalam tiap ruangnya terdapat beberapa biji.

2. Buah sejati ganda, yang terjadi dari satu bunga dengan beberapa bakal buah yang bebas satu sama lain, dan masing-masing bakal buah menjadi satu buah, misalnya pada cempaka (Michelia champaca)

3. Buah sejati majemuk, yaitu buah yang berasal dari suatu bunga majemuk, yamgng masing-masing bunganya mendukung satu bakal buah, tetapi setelah menjadi buah tetap berkumpul sehingga seluruhnya tampak seperti satu buah saja, misalnya pada pandan (Pandanus tectorius).
Buah Sejati Tunggal
   Buah sejati tunggal dapat dibedakan lagi dalam dua golongan, yaitu:
a. Buah sejati tunggal yang kering (siccus) yaitu buah sejati tunggal yang bagian luarnya keras dan mengayu seperti kulit yang kering, misalnya buah kacang tanah (Arachis hypogaea), padi (Oryza sativa), dll.

b. Buah sejati tunggal yang berdaging (carnosus), ialah jika dinding buahnya menjadi tebal berdaging. Dinding buah (pericarpium) seringkali dengan jelas dapat dibedakan dalam tiga lapisan, yaitu:
- Kulit luar (exocarpium atau epicarpium), merupakan lapisan tipis, tetapi seringkali kuat atau kaku seperti kulit, dengan permukaan yang licin.
- Kulit tengah (mesocarpium) biasanya tebal berdaging atau berserabut, dan jika lapisan ini dapat dimakan, maka lapisan inilah yang dinamakan daging buah (sarcocarpium), misalnya pada mangga (mangifera indica).
- Kulit dalam (endocarpium), yang berbatasan dengan ruang yang mengandung bijinya, seringkali cukup tebal dan keras, misalnya pada kenari (Canarium commune), kelapa (Cocos nucifera).
Ikhtisar Buah Sejati Tunggal yang Kering
   Buah sejati tunggal yang kering dapat dibedakan lagi dalam:
1. Buah sejati tunggal kering yang hanya mengandung satu biji, biasanya buah ini kalau masak tidak pecah (indehiscens)
Contoh-contoh dari golongan ini adalah:
   a. Buah padi, yaitu buah berdinding tipis, mengandung satu biji dan kulit buah berlekatan dengan kulit biji, sedang kulit biji ini kadang-kadang  berlekatan pula dengan bijinya.
   b. Buah kurung, yaitu buah berbiji satu, tidak pecah, dinding buahnya tipis, berdampingan dengan kulit biji, tetapi tidak berlekatan, misalnya buah bunga matahari (Heliantus annuus), bunga pukul empat (Imirabilis jalapa).
   c. Buah keras, seperti buah kurung yang seringkali hanya dibedakan dari buah kurung karena buah ini mempunyai kulit buahyag kaku atau keras berkayu. Misalnya pada buah sarangan (Castanea argentea).
  d. Buah keras bersayap. Seperti buah keras, tetapi pada kulit buah terdapat suatu alat tambahan berupa sayap, yang menyebabkan buah dapat beterbangan jika tertiup angin, seperti misalnya pada warga suku Dipterocarpaceae
2. Buah sejati tunggal kering yang mengandung banyak (lebih dari satu) biji, dan
jikamasak dapat pecah menjadi beberapa bagian buah (mericarpia), atau pecah sedemikian rupa hingga biji terlepas (dapat meninggalkan buahnya).
   a. Buah terbelah (schizocarpium). Buah ini mempunyai dua ruang atau lebih, tiap ruang berisi satu biji. Jika buah masak buah pecah menjadi beberapa bagian, dan tiap bagian buah mempunyai sifat seperti suatu buah kurung (achenium) atau buah kertas (nux), jadi biji tetap di dalam ruanga, tidak dapat kelua. Mengingat jumlahnya ruangan (jika pecah menjadi beberapa bagian buah ) buah berbelah dapat dibedakan lagi dalam:
      1) Buah berbelah dua (diachenium), jika masak menjadi dua bagian tubuh, maing-masing bersifat sebagai suatu buah kurung yang hanya mengandung satu biji didalamnya misalnya buah pegagan (Centella asiatica).
     2) Buah berbelah tiga (triachenium), jika masak pecah menjadi tiga bahian buah, misalnya pada Trapaeolum majus.
     3) Buah berbelah empat (tetrachenium), seperti diatas, kalau masak pecah menjadi empat bagian buah, misalnya buah selasih (Ocimum basilicum)
    4) Buah berbelah banyak (polyachenium), jika masak pecah menjadi sejumlah (banyak) bagian buah, yang masing-masing bersifat seperti buah kurung.
   b. Buah kendaga (rhegma). Buah ini mempunyai sifat seperti buah berbelah, tetapi tiap bagian buah kemudian pecah lagi, sehingga dengan itu biji dapat terlepas dari biliknya.
Menurut jumlah kendaganya buah ini dapat dibedakan lagi dalam:
     1) Buah berkendaga dua (dicoccus)
     2) Buah berkendaga tiga (tricoccus)
     3) Buah berkendaga lima (pentacoccus)
     4) Buah berkendaga banyak (polycoccus)
   c. Buah kotak, yaitu suatu buah kering sejati tunggal yang mengandung banyak biji, terdiri atas satu atau beberapa daun buah, jika masak lalu pecah, tetapi kulit buah yang pecah itu sampai lama melekat pada tangkai buah. Buah kotak dapat dibedakan dalam:
     1) Buah bumbung (folliculus), buah ini tersusun atas sehelai daun buah, mempunyai satu ruangan dengan banyak biji di dalamnya, jarang sekali hanya memiliki satu biji. Misalnya buah biduri (Calotropis gigantea)
   2) Buah polong (legumen), buah ini terbentuk dari satu daun buah pula dan mempunyai satu ruangan atau lebih (karena adanya sekat-sekat semu). Buah yang demikian ini terdapat pada smua jenis tumbuhan yang tergolong  suku Papilionaceae, misalnya orok-orok (Crotalaria sp.), Caesalpiniaceae, misalnya kembang merak (Caesalpinia pulcheri,a).
Buah polong yang sifatnya menyimpang dari kedua tipe tersebut di atas, yaitu:
- buah masak di dalam tanah, dan jika masak tidak pecah, misalnya pada kacang tanah (Arachis hypogaea) dan kacang bogor (Voandzeia subterranea)
- buah mempunyai kulit yang berdaging, dan jika masak juga tidak pecah, misalnya buah asam (Tamarindus indica), nam-nam (Cynometra cauliflora)
- buah mempunyai susunan seperti buah batu dengan tiga lapisan kulit buah, hanya mempunyai satu ruang dan satu biji, jika masak juga tidak pecah, misalnya pada pohon gayam (Inocarpus edulis)
     3) Buah lobak atau polong semu (siliqua). Buah ini tersusun atas dua daun buah, mempunyai satu ruangan dengan dua tembuni pada perlekatan daun buahnya. Buah ini membentuk sekat semu, sehingga kedua tembuni pada perlekatan daun buah terpisah oleh sekat semu tadi, dan oleh sekat semu itu buah lalu terbagi menjadi dua ruangan, masing-masing dengan dua tembuni. Buah ii biasanya terdapat pada warga suku cruciferae (Brassicaceae), misalnya lobak (Raphanus sativus)
    4) Buah kotak sejati, (capsula). Buah ini terjadi dari dua daun buah atau lebih, dan mempunyai ruangan yang jumlahnya sesuai dengan banyaknya daun buah. Buah ini jika sdah masak juga membuka, hingga biji yang ada di dalamnya dapat keluar.
Cara membuka buah ini bermacam-macam:
       a. Dengan katup-katup atau kelep (valva). Daun buah mulai lepas dari ujung buah, tetapi di pangkal tetap berlekatan. Pecahnya bauh ini dapat
- membelah ruangan
- membelah sekat-sekat
         b. Dengan retak-retak atau celah-celah (rima), buah pecah menurut bagian tengah katup-katup, pada ujung dan pangkal buah tetap berlekatan, misalnya pada buah anggrek (Orchidaceae)
       c. Dengan gigi-gigi (dens), jika buah pecah hanya sepanjang bagian ujung katup-katup saja, misalnya buah anyelir (Dianthus caryophyllus)
         d. Dengan Liang (porus). Kalu sudah masak buah membuka dengan liang-liang pada ujung atau pangkalnya, misalnya buah tanaman apyun (Papaver somniferum)
       e. Dengan katup (operculum). Pada ujung buah tedapat bagian yang merupakan tutup, yang membuka jika buah sudah masak, misalnya buah krokot (Partulaca oleraceae)
Ikhtisar Buah Sejati Tunggal yang Berdaging
   Dapat dibedakan sebagai berikut:
a. Buah buni (bacca). Yang disebut buah buni ialah buah yang dindingnya mempunyai dua lapisan, ialah lapisan luar yang tipis agak menjangat atau kaku seperti kulit (belulang) dan lapisan dalam yang tebal, lunak dan berair, seringkali dapat dimakan.
Misalnya:
- Buah pepaya (Carica papaya), buah belimbing (Averhoe carambola), sawo manila (Achras zapota)
Yang kulit buahnya tidak begitu tebal, misalnnya:
- Buah duku (Lansium domesticum), buah rambutan (Nephelium lappaceum)
b. Buah mentimun (pepo). Buah ini ditijau dari sudut susunannya tidak jauh berbeda dengan buah buni. Biasanya kulit buah yang dibagian luar lebih tebal dan lebih kaku, ruangan buah selain berisi biji-biji dalam jumlah yang besar masih mempunyai bagian yang kosong.
c. Buah jeruk (hesperidium). Buah ini dapat pula dianggap sebagai suatu variasi buah buni. Kulit buah mempunyai tiga lapisan, yaitu:
- Lapisan luar (flavedo)
- Lapisan tengah (albedo)
- dan kemudian suatu lapisan dalam yang bersekat-sekat, hingga terbentuk beberapa ruangan. Dalam ruangan-ruangan ini terdapat gelembung-gelembung yang berair, bijnya terdapat bebas diantara gelembung-gelembung ini.
d. Buah batu (drupa). Buah ini mempunyai kulit buah yang terdiri atas tiga lapisan kulit, yaitu:
- Kulit luar (exocarpium atau epicarpium), yang tipis menjangat, biasanya licin mengkilat
- Kulit tengah (mesocarpium), yang tebal berdaging atau berserabut, kalu berdaging seringkali dapat di makan
- Kulit dalam (endocarpium), yang cukup tebal, keras dan berkayu.
e. Buah delima. Kulit buah yang merupakan lapisan luar kaku seperti kulit atau hampir mengayu, lapisan dalamnya tipis, licin. Buah ini mempunyai beberapa ruang dengan dengan bij-biji yang mempunyai salut biji (arillus) bebas dalam ruang-ruang tadi, misalnya pada delima (Punica granatum)
f. Buah apel (pomum), seperti buah batu dengan kulit dalam yang tipis tetapi cukup kuat, kulit tengah tebal, lunak, berair, biasanya dapat dimakan.Buah ini mempunyai beberapa ruangan, tiap ruangan mengandung satu biji.
Buah Sejati Ganda
 Buah sejati ganda adalah buah yang terjadi dari satu bunga dengan banyak bakal buah yang masing-masing bebas, dan kemudian tumbuh menjadi buah sejati, tetapi kesemuanya berkumpul pada satu tangkai.
 Menurut sifat masing-masing buah yang berkumpul tadi, buah sejati ganda dapat dibedakan dalam:
a. Buah kurung ganda, misalnya pada mawar (Rosa hybrida). 
b.Buah batu ganda, Pada jenis-jenis rubus (Rubus fraxinifolius)
c. Buah bumbung ganda, misalnya pada pohon cempaka (Michelia champaka)
d. Buah buni ganda, misalnya srikaya (Annona squamosa)
Buah Sejati Majemuk
 Buah sejati majemuk berasal dari suatu bunga majemuk, jadi merupakan kumpulan banyak buah, yang masing-masing berasal dari satu buga. Kadang-kadang buah majemuk nampaknya seperti satu buah saja.
         Buah sejati majemuk dapat dibedakan atas:
a. Buah buni majemuk, jika bakal buah masing-masing bunga dalam bunga majemuk membentuk suatu buah buni, seperti terdapat misalnya pada nenas (Ananas comosus).
b. Buah batu majemuk, yang misalnya terdapat pada pandan (Pamdanus tectorius). Pada pandan rangkaian bunga betinanya setelah mengalami penyerbukan/pembuahan, berubah menjadi buah batu majemuk, yang masih kelihatan sebelah luarnya, bahwa kelompokan buah itu adalah kumpulan banyak buah.
c. Buah kurung majemuk, terdapat misalnya pada bunga matahari (Helianthus annuus). Bunga tumbuhan ini merupakan bunga majemuk yang terdiri atas bnga-bunga mandul di tepi dan bunga yang subuhr di tengah, dan karena tiap bunga yang subur itu setelah penyerbukan/pembuahan berubah menjadi sebuah buah kurung, maka seluruh bunga akan berubah menjadi suatu buah kurung majemuk.
Pertanyaan dan Jawaban
1. Bagaimana proses terjadinya buah semu ganda?
Buah semu ganda, ialah jika pada satu bunga terdapat lebih daripada satu bakal buah yang bebas satu sama lain, dan kemudian masing-masing dapat tumbuh menjadi buah tetapi juga disamping itu ada bagian lain pada bunga tadi yang ikut tumbuh, dan merupakan bagian buah yang menyolok (dan seringkali yang berguna), misalnya buah arbe (Fragraria vesca). Pada prosesnya bakal buah yang banyak dan bebas satu sama lain tadi akan tumbuh dan berkembang, akan tetapi bagian bunga (dasar bunga) pada buah arbe ikut tumbuh dan membesar serta berdaging tebal dan bagian tebal itu berisi cadangan makanan. Sedangkan buah yang sebenarnya adalah yang tampak seperti titik-titik hitam kecil.

2. Apakah buah sejati tunggal berdaging selalu terdapat tiga lapisan?
Ya, karena myoritas/kebanyakan/seringkali buah sejati tunggal itu memilki 3 lapisan yaitu kulit luar (exocarpium atau epicarpium), kulit tengah (mesocarpium), dan kulit dalam (endocarpium).

3. Bagaimana cara membedakan kulit dan cangkang?
Cangkang adalah kulit, hanya saja cangkang merupakan bahasa daerah.


BIJI (Semen)
Biji merupakan alat perkembangbiakan yang utama, karena biji mengandung calon tumbuhan baru (lembaga). Semula biji itu duduk pada suatu tangkai yang keluar dari papan biji atau tembuni (placenta). Tangkai pendukung biji disebut Tali Pusar (funiculus). Bagian biji tempat pelekatan tali pusar dinamakan Pusar Biji (hilus). Pada biji ada kalanya tali pusar ikut tumbuh, berubah sifatnya menjadi salut atau selaput salut (arillus).
Salut biji ada yang:
-          Berdaging atau berair, misalnya biji Durian (Durio zibethinus Murr)



-          Menyerupai kulit dan hanya menutupi sebagian biji, misalnya biji pala (Myristica fragrans)



Bagian-Bagian Biji
      1.      Kulit Biji (Spermodermis)
            Kulit biji berasal dari selaput bakal biji (integumentum). Pada tumbuhan biji tertutup (angiospermae) kulit biji terdiri dari dua lapisan, yaitu:
a.       Lapisan kulit luar (testa)
b.      Lapisan Kulit dalam (tegmen)
Pada tumbuhan biji terbuka (gymnospermae), terdiri dari 3 lapisan kulit biji:
a.       Kulit luar (sarcotesta)
b.      Kulit tengah (sclerotesta)
c.       Kulit dalam (endotesta), bagian-bagian lainnya yaitu:
        - Sayap (ala), ex: kelor (Moringa oleifera)


        - Bulu (coma), ex: kapas (Gossypium)


        - Salut biji (arillus), ex: pada biji durian (Durio gigantea)


-          Salut biji semu (arillodium)


-          Pusar biji (hilus)


-          Liang biji (micropyle)


-          Bekas kerkas pembuluh pengangkutan (chalaza)


-          Tulang biji (raphe)


       2.      Tali Pusar


Tali pusar merupakan bagian yanng menghubungkan biji dengan tembuni, jadi merupakan tangkainya biji. Jika biji masak, biasanya biji terlepas dari tali pusarnya (tangkai biji), dan pada biji hanya tampak bekasnya yang dikenal sebagai pusat biji.
           3.      Inti Biji (Nucleus seminis)
Yang dinamakan inti biji ialah semua bagian biji yang terdapat di dalam kulitnya, oleh sebab itu inti biji juga dapat dinmakan isi biji. Inti biji terdiri atas:
a.       Lembaga (embryo), yang merupakan calon individu baru
b.   Putih Lembaga (albumen), jaringan berisi cadangan makanan untuk masa permulaan kehidupan tumbuhan baru (kecambah), sbelum dapat mencari makanan sendiri.
           4.      Lembaga (Embryo)
Lembaga adalah calon tumbuhan baru, terdiri dari:
a. Akar Lembaga atau calon akar (radicula)
b. Daun Lembaga (cotyledo), yang merupakan daun   pertama suatu tumbuhan. Adapaun fungsinya yaitu:
-          sebagai tempat penimbun makanan
-          sebagai alat untuk melakukan asimilasi
-          sebagai alat penghisap makanan untuk lembaga dari putih lembaga.
c. Batang lembaga (cauliculus),yang seringkali dapat dibedakan dalam dua bagian, yaitu:
-          ruas batang di atas daun lembaga (internodium epicotylum)
-          ruas batang di bawah daun lembaga (internodium      hypocotylum).


Jumlah daun lembaga pada biji merupakan salah satu ciri yang penting dalam mengadakan penggolongan tumbuhan biji :
Tumbuhan yang bijinya mempunyai lembaga dengan satu daun lembaga.
Tumbuhan yang bijinya mempunyai lembaga dengan dua daun lembaga.
Tumbuhan yang bijinya mempunyai lembaga dengan lebih dari dua daun lembaga,dapat sampai 15.



            5.      Putih Lembaga (Albumen)
Putih lembaga adalah bagian biji,yang terdiri atas suatu jaringan yang menjadi tempat cadangan makanan bagi lembaga. Misalnya pada biji tumubuhan berbuah polong (leguminosae).
Melihat asal jaringan yang menjadi tempat penimbunan zat makanan cadangan tadi kita dapat membedakan putih lembaga dalam:
a.       Putih lembaga dalam (Endospermium).
b.      putih lembaga luar (Perisperium).

Kecambah (Plantula)
Tumbuhan yang masih kecil, belum lama muncul dari biji, dan masih hidup dari persediaan makanan yang terdapat didalam biji, dinamakan kecambah (plantula). Kecambah memperlihatkan bagian-bagian seperti telah diuraikan mengenai lembaga, karena memang kecambah itu berasal dari lembaga. Hanya pada kecambah bagian-bagian padi sudah lebih keras dan mempunyai ukuran yang lebih besar. Perkecambahan terdiri dari:
1.      Perkecambahan dibawah tanah (hypogaeis), bila daun lembaga tetap tinggal didalam kulit biji, dan tetap didalam tanah, seperti terdapat misalnya pada biji kacang kapri.
Perkecambahan diatas tanah (epigaeis), yaitu jika pada perkecambahan, karena pembentangan ruas batang dibawah daun lembaga, daun lembaganya lalu terangkat keatas, muncul diatas tanah, misalnya pada kacang hijau daun lembaganya lalu berubah warnanya menjadi hijau, dapat digunakan untuk asimilasi, tetapi umurnya tidak panjang.


FORUM DISKUSI
1.     Bagian sayap, bulu, dan salut biji berasal dari mana? (Mia)
Jawab : Bagian sayap, bulu san salut biji berasal dari bajian biji  yang termodifikasi. Sebagai  contoh salut biji berasal dari pertumbuhan tali pusar.
2.     Apakah setiap biji ada salut bijinya? (Hani Hadianti)
Jawab : Tidak, karena tidak semua biji memiliki tali pusar.
3. Jelaskan kembali tentang salut biji semu, pusar biji, liang biji, berkas pembuluh pengangkutan dan tulang biji!
Jawab : 

Salut biji semu (arillodium), seperti salut biji, tetapi tidak berasal dari tali pusar, melainkan tumbuh dari bagian sekitar liang bakal biji (micropyle).

Pusar biji (hilus), yaitu bagian kulit luar biji yang merupakan berkas perlekatan dengan tali pusar, biasanya kelihatan kasar dan mempunyai warna yang berlainan dengan bagian lain kulit biji. Pusar biji jelas terlihat pada biji tumbuhan berbuah polong misalnya kacang merah (Phaseolus vulgaris).

Liang biji (micropyle), ialah liang kecil bekas jalan masuknya buluh serbuk sari ke dalam bakal biji pada peristiwa pembuahan.tepi liang ini seringkali tumbuh menjadi badan berwarna keputih-putihan, lunak, yang disebut karunkula.

Bekas kerkas pembuluh pengangkutan (chalaza), yaitu tempat pertemuan integumen dengan nuselus, masih kelihatan contohnya pada biji anggur (Vitis vinifera L.).

Tulang biji (raphe), yaitu terusan tali pusar pada biji, biasanya hanya kelihatan pada biji yang berasal dari bakal biji yang mengangguk, dan pada biji biasanya tak begitu jelas lagi, masih kelihatan misalnya pada biji jarak.

Kamis, 04 Juni 2015

bagian-bagian bunga (kelamin bunga)

Bagian-bagian bunga (kelamin bunga)

Alat-alat kelamin jantan  (androecium); bagian ini sesungguhnya juga merupakan metamorfosisi daun yang menghasilkan serbuk sari. Androecium terdiri ata sejumlah benang sari (stamen). Pada bunga benang-benang sarinya dapat pula bebas atau berlekatan, ada yang tersusun dalam satu lingkaran ada pula yang dalam dua lingkaran. Bahwasannya bagian  ini merupakan penjelmaan daun, masih dapat terlihat misalnya pada bunga tasbih (Canna hybrida Hort.)  yang benang sarinya yang mandul berbentuk lembaran-lembaran menyerupai daun-daun mahkota.

Alat-alat kelamin betina (gynaecium), yang pada bunga merupakan bagian yang biasanya disebut putik (pistillum), juga putik terdiri atas metamorfosis  daun yang disebut daun buah (carpella). Pada bunga dapat ditemukan satu atau beberapa putik, dan setiap putik terdapat atas beberapa daun buah,  tetapi dapat pula hanya terdiri atas satu daun buah. Kalau ada beberapa daun, maka biasanya semuanya akan tersusun sebagai lingkaran bagian-bagian bunga yang terakhir.

Maka bagian-bagian yang terdapat pada bunga (tangkai dan dasar bunganya tidak diperhitungkan), maka bunga dapat dibedakan dalam:

1.      Bunga lengkap atau bunga sempurna (flos completusl), yang dapat terdiri atas: 1 lingkaran daun-daun kelopak, 1 lingkaran daun-daun mahkota, 1 atau 2 lingkaran benang-benang sari dan satu lingkaran saun-saun. Bunga yang bagian-bagiannya tersusun dalam 4 lingkaran dikatakan: bersifat tetrasiklik, dan jika bagian-bagiannya tersusun dalam lingkaran: pentasiklik.

   Bunga tidak lengkap atau bunga tidaksempurna (flos incompletus), jika salah satu bagian hiasan bunganya atau salah satu alat kelamin tidak ada. Jika bunga tidak mempunyai hiasan bunga, maka bunga itu disebut telanjang (nudus), jika hanya mempunyai salah satu dari kedua macam alat kelaminnya, dinamakan berkelamin tunggal (unisexualis).

Bunga yang mempunyai tenda bunga (perigonium), jadi jika kelopak dan mahkotanya sama bentuk maupun rupanya, seringkali  dianggap sebagai bunga yang tidak lengkap pula.
Berdasrkan alat-alat kelamin yang terdapat pada masing-masing bunga, orang membedakan:
a.      Bunga banci atau berkelamin dua (hermaphroditus), yaitu bunga, yang padanya terdapat benang sari (a;at kelamin jantan) maupun putik (alat kelamin betina). Bunga ini seringkali dinamakan pula bunga sempurna atau bunga lengkap, karena biasanya pun jelas mempunyai hiasan bunga yang terdiri atas kelopak dan mehkota, misalnya bunga terung (Solanum melongena L.).
b.      Bunga berkelamin tunggal (unisexualis), jika pada bunga hanya terdapat salah satu dari kedua mecam alat kelaminnya. Berdasarkan alat kelamin yang ada padanya dapat dibedakan lagi dalam:
1.      Bunga jantan (flos masculus), jika pada bunga hanya terdapat benang sari tanpa putik, misalnya bunga jagung yang terdapat dibagian atas tumbuhan.

2.  Bunga betina (flos femineus), yaitu bunga yang tidak mempunyai benang sari, melainkan hanya putik saja, misalnya bunga jagung yang tersusun dalam tongkolnya.

3.     Bunga madul atau tidak berkelamin, jika pada bunga tidak terdapat baik senang sari  maupun putik, misalnya bunga (bunga pita) pada bunga matahari (Helianthus annuus L.).

Kelamin bunga yang terdapat pada pada satu tumbuhan, sering dibedakan:
a.     Berumah satu (monoecus), yaitu tumbuhan yang mempunyai bunga jantan dan bunga betina pada satu individu (satu batang tumbuhan), misalnya jagung (Zea mays L.), mentimun (Cucumis sativus L.).

b.    Berumah dua (dioecus), jika bunga jantan dan bunga betina terpisah tempatnya, artinya ada individu yang hanya bunga jantan saja, dan ada individu yang mendukung bunga betina saja, misalnya salak (Zalacca edulis Reinw.).

c.       Poligami (polygamus), jika pada satu tumbuhan terdapat bunga jantan, bunga betina, dan bunga banci bersama-sama, misalnya pada papaya (Carica papaya L.). biasanya poligami dimaksud untuk menunjukan sifat tumbuhan bertalian dengan sifat bunga tadi yang memperlihatkan suatu kombinasi bukan berumah satu dan juga bukan berumah dua. Beberapa sifat poligami.
1.      Gynodioecus: jika pada suatu individu hanya terdapat bunga betina saja, sedang pada individu lain bunga banci. Gejala ini terdapat pada berbagai jenis tumbuhan yang berbuga berbibir (Labiatae),
2.      Androdioeceus: jika pada individu yang satu hanya terdapat bunga jantan saja, sedang pada yang lain terdapat bunga banci, misalnya pada Dryas octopetala.
3.      Monoeco-polygamus: jika pada satu individu terdapat bunga-bunga jantan, betina, dan banci bersama-sama, misalnya pada papaya (Carica papaya L.),
4. Gynomonoecus: jika pada satu individu terdapat bunga betina dan bunga banci bersama-sama.
5.      Triecus atau trioeco-polygamus: jika bunga jantan, bunga betina, bunga banci masing-masing terdapat terpisah pada individu yang berlainan.
Pembagian tempat antara bagian bunga yang satu dengan yang lain

Bagian-bagian bunga yang merupakan metamorfosis daun (kelopak, mahkota, benang sari, dan daun buah) dapat kita jumpai dalam susunan yang berbeda-beda, yaitu:
a.       Terpencar, tersebar, atau menurut suatu spiral (acyclis), misalnya bunga cempaka (Michelia champaca L.),

b.                 Berkarang, melingkar (cyclis), jika daun-daun kelopak, benang-benang sari, dan daun-daun buah, masing-masing tersusun dalam suatu lingkaran, misalnya bunga terung (Solanum melongena L.),
c.           Campuran (hemicyclis), yaitu jika bagian-bagian bunga tadi ada yang duduk berkarang, sedang sebagian lain duduk terpencar, misalnya bunga sirsak (Annona miricata L.).


Letak bagian-bagian bunga:
1.      Berseling (alternatio), yaitu jika bagian-bagian suatu lingkaran terletak diantara dua bagian lingkaran dibawahnya atau diatasnya.
2.      Berhadapan atau tumpang tindih (superpositio), jika masing-masing bagian dalam setiap lingkaran berhadapan satu sama lain.

Simerti bunga
Simetri adalah sifat suatu benda atau badan yang juga biasa disebut untuk bagian-bagian tubuh-tumbuhan (batang, daun maupun bunga), jika benda tadi oleh sebuah bidang dapat dibagi menjadi dua bagian, sihingga dua bagian tadi bisa saling menutupi. Bunga sebagai suatu bagian tubuh-tumbuhan dapat pula mempunyai sifat tersebut dan bertalian dengan simetri itu dapat dibedakan bunga yang:
a.            Asimetris atau tidak simetris, jika pada bunga tidak dapat dibuat satu bidang simetri dengan jalan apapun juga, misalnya bunga tasbih (Canna hybrida Hort.),
b.       Setangkup tunggal (monosimetris atau zygomorphus), jika pada bunga hanya dapat dibuat satu bidang simetri saja yang membagi bunga menjadi dua bagian yang setangup.
Bergantung pada letaknya bidang simetri, bunga yang setangkup tunggal dapat dibedakan lagi dalam 3 macam:
1.     Setangkup tegak, jika bidang simetrinya berimpit dengan bidang median, misalnya bunga telang (Clitoria ternatea L.),
2.   Setangkup mendatar, jika bidang simetrinya tegak lurus pada bidang median, dan tegak lurus pula pada arah vertikal, misalnya bunga Corydalis.
3.   Setangkup miring, jika bidang simetrinya memotong bidang median dengan sudut yang lebih kecil (lebih besar) dari 90misalnya bunga kucubung (Datura metel L.).
c.       Setangkup menurut dua bidang (bilateral simetris), dapat dijadikan dua bagian yang setangkup menurut dua bagian simetri yang tegak lurus satu sama lain, misalnya bunga lobak (Raphanus sativus L.).

d.      Beraturan atau bersimetri banyak (polysimetris, regularis, atau actinomorphus), yaitu jika dapat dibuat banyak bidang simetri untuk membagi bunga itu dalam dua bagiannya yang setangkup, misalnya bunga lilia gereja (Lilium longiflorum.).


Letak daun-daun dalam kuncup
Bagian dalam kuncup daun maupun dalam kuncup bunga, bagian-bagiannya yang berupa daun-daun itu terletak sedemikia rupa, hingga bagian tumbuhan yangbersangkutan dapat dijadikan tanda pengenal. Mengenai kadaan daun-daun dalam kuncup itu dapat dibedakan dua hal, yaitu:
a.       Pelipatan daun-daun itu dalam kuncup (vernatio),
1.      Rata (vernatio plana), jika daun-daun dalam kuncup tidak memperlihatkan suatu lipatan, tetapi rata,
2.      Terlipat kedalam sepanjang ibu tulangnya (terlipat ke arah adaxial), (vernatio duplicata),
3.      Terlipat sepanjang tulang-tulang cabangnya (vernatio plicata),
4.      Terlipat tidak beraturan (vernatio corrugativa),
5.      Tergulung kedalam menurut poros bujur (vernatio involuta),
6.      Tergulung keluar menurut poros bujur (vernatio revoluta),
7.      Tergulung kesuatu arah menurut poros bujur (vernatio convoluta),
8.      Tergulung kedalam menurut poros lintang (vernatio circinatim involuta),
9.      Tergulung ke luar menurut poros lintang (vernatio circinatim revoluta ),
10.  Terlipat kebawah dan kedalam (vernatio inclinata),
11.  Terlipat menurut poros lintang keluar (vernatio reclinata).

b.      Letak daun-daun dalam kuncup terhadap daun-daun lainnya (aestivatio)
1.    Terbuka (apeta), jika tepi daun daun-daun kelopak atau mahkota tidak bersentuhan sama sekali satu sama lain,
2.   Berkatup (valvata), jika tepi daun-daun kelopak atau mahkota saling bertemu (bersentuhan) tetapi tidak berlekatan,
3.      Berkatup dengan tepi melipat ke dalam (induplicativa),
4.      Berkatup dengan tepinya melipat keluar (reduplicativa),
5.    Menyirap, tepi saling menutupi seperti susunan genting atau sirap (imbricata). Susunan daun-daun kelopak atau daun-daun mahkota yang saling menutup ini dapat lagi dibedakan dalam:
a)   Yang terpuntir kesatu arah, (convoluta), yaitu jika letak daun-daun kelopak atau mahkota nampak seakan-akan terpuntir, yang menurut arah putaranya dapat dibedakan lagi dalam:
1)      Terpuntir ke kiri (sinistrorsum-conturtus), jika arah putaran sesuai dengan arah putaran jarum jam, sehingga tepi yang sebelah kiri selalu dibagian atas menutupi tepi kanan sesamanya,
2)     Terpuntir ke kanan (dextrorsum-contortus), jika arah putaran berlawanan dengan arah putaran jarum jam, sehingga dengan demikian tepi kananlah yang selalu dibagian atas menutupitepi kiri sesamanya.
Jika arah putaran sesuai dengan arah putaran daun (mengikuti spiral genetik), disebut: autotrop, jika tidak maka dinamakan: heterotrop.
b)      Mengikuti rumus 2/5 (quincuncialis), jika arah putaran tadi menyebabkan letak daun-daun kelopak atau mahkota seperti duduk daun yang mengikuti rumus 2/5. Dalam hal ini biasanya lalu terdapat dua daun sama sekali diluar (no. 1 dan 2), dua daun sama sekali didalam (no. 4 dan 5), dan satu daun yang tepinya satu disebelah luar dan tepi lainnya disebelah dalam.
c)      Kohlearis (cochlearis), mengikuti garis spiral seperti pada rumah siput.
Benang sari (Stamen)
Benang sari bagi tumbuhan merupaan alat kelamin jantan. Seperti halnya dengan bagian-bagian bunga yang diuraikan dahulu. Benang sari pun merupakan suatu metamorfosis daun, yang bentuk dan fungsinya telah disesuaikan sebagai alat kelamin jantan.
Pada benang sari dapat dibedakan 3 bagian berikut:
1.  Tangkai sari (filamentium), yaitu bagian yang berbentuk benang dengan penampang melintang yang umumnya berbentuk bulat.
2.   Kepala sari (anhera), yaitu bagian ini didalamnya biasanya mempunyai 2 ruang sari (theca), masing-masing ruang sari semula terdiri atas dua ruangan kecil (loculus).
3.   Penghubung ruang sari (connectivum). Bagian ini merupakan lanjutan tangkai sari yang menjadi penghubung kedua bagian kepala sari ( ruang sari) yang terdapat di kanan kiri penghubung ini.
           Duduk benang sari dibedakan 3 macam, yaitu:
1.      Benang sari jelas duduk pada dasar bunga. Tumbuhan dengan bunga yang bersifat demikain oleh DE CANDOLLE dinamakan: Thalamiflorae, misalnya jeruk (Citrus sp.). 
   
2.      Benang sari tampak seperti duduk di atas kelopak, yang sering dapat kita lihat pada bunga yang perigin atau epigin. Tumbuhan demikian oleh DE CANDOLLE dinamakan: Calyciflorae,  misalnya mawar (Rosa rybrida Hort.).
3.      Benang sari tampak duduk diatas tajuk bunga. Tumbuhan yang demikian disebut: Corolliflorae, a.l. anggota-anggota suku Boraginaceae, misalnya buntut tikus (Heliotropium indicum L.).
Suatu sifat bunga yang penting yang berhubungan dengan benang sari. Ialah jumlahnya benang sari pada bunga. Mengenai jumlah benang sari pada bunga umumnya dibedakan 3 golongan:
a.       Benang sari banyak, yaitu jika dalam satu bunga terdapat lebih dari 20 benang sari seperti terdapat pada jambu-jambuan (Myrtaceae). Misalnya jambu biji (Psidium guajava L.).

b.      Jumlah benang sari 2x lipat jumlah daun tajuknya. Dalam hal yang demikian, benang ari tersuun dalam dua lingkaran. Jadi , ada lingkaran luar dan lingkaran dalam. Jika duduknya masing-masing benang sari kita harus meneliti dengan seksama. Maka mengenai duduknya benang sari terhadap daun-daun tajuk ada dua kemungkinan:
1)      Diplostemon (diplostemonus). Yaitu benang-benang sari dalam lingkaran luar duduk berseling dengan daun-daun tajuk. Misalnya pada kembang merak (Caesalpinia pulcherrima Swartz.).

2)      Obdiplostemon (obdiplostemonus), jika keadaan sebaliknya, artinya benang-benang sari pada lingkaran dalamlah yang duduknya berseling dengan daun-daun tajuknya, misalnya pada bunga geranium (pelargonium odoratissimum Hort.).
c.       Benang sari sama banyak dengan daun tajuk atau kurang, yang dalam hall ini duduknya benang sari dapat:
1.      Episal (episepalus) Artinya berhadapan dengan daun-daun kelopak, berarti pula berseling dengan daun-daun tajuk.
2.      Epipetal (epipetalus), artinya berhadapan dengan daun-daun tajuk, jadi berseling dengan daun-daun daun-daun kelopak.

Tangkai sari (Filamentum)
Tangkai sari biasanya duduk terpisah-terpisah diatas bunga, akan tetapi tidak jarang pula terdapat tangkai sari yang berlekatan satu sama lain. Perlekatan benang-benang sari tadi, dapat dibedakan.
a.       Benang sari berbedas satu (monadelphus), yaitu jika semua tangkai sari pada satu bunga berlekatan menjadi satu, merupakan satu berkas yang tengahnya berongga dan hanya bagian ujung tangkai sari yang mendukung kepala sari saja yang masih bebas satu sama lain. Seperti pada bunga kembang sepatu (Hibiscus rosa sinensis L.),

b.      Benang sari berbekas dua (diadelphus), jika benang sari terbagi menjadi dua kelompok dengan tangkai yang berlekatan dalam masing-masing kelompok tidak perlu sama seperti misalnya, pada tumbuhan berbunga kupu-kupu (papilionaceae).

c.       Benang sari berbekas banyak atau benang sari bertukal banyak, yaitu jika dalam suatu bunga yang mempunyai banyak benang sari, tangkai sarinya tersusun menjadi beberapa kelompok, seperti bunga kapok (Ceinba pentandra Gaertn).

Kepala sari (Anthera)
       kepala sari (Anthera) adalah bagian benang sari yang terdapat pada ujung tangkai sari, merupakan suatu badan yang bentuknya bermacam-macam: bulat, jorong, bulat telur, bangun kerinjal, dan lain-lain. Didalamnya terdapat dua ruang sari (Theca), tetapi dapat pula hanya satu atau lebih dari dua ruang. Satu ruang sari biasanya terdiri atas dua kantong sari (loculumentum), tetapi sekat yang memisahkan kedua kantong sari itu dapat hilang sehingga kedua kantong sari itu akhirnya menjadi satu ruang saja.
            Duduknya kepala sari pada tangkainya, dapat bermacam-macam:
a.       Tegak (innatus atau  basifixus), yaitu jika kepala sari dengan tangkainya memperlihatkan batas yang jelas, dan kepala sari bersambungan pada pangkalnya dengan tangkai sari dan sambungan ini tidak memberikan kemungkinan gerak bagi kepala sarinya.
b.      Menempel (adnatus), jika tangkai sari pada ujungnya beralih menjadi penghubung ruang sari, atau kepala sari sepanjang penghubung ruang sarinya menempel pada ujung tangkai sari.
c.       Bergoyang (versatilis), jika kepala sari melekat pada suatu titik pada ujung tangkai sari, sehingga kepala sari dapat digerak-gerakkan atau bergoyang seperti, rumput-rumputan (Graminae).

Putik (Pistillum)
            Putik merupakan bagian bunga yang paling dalam letaknya, dan merupakan alat kelamin betina bagi bunga. Putik pun tersusun atas daun-daun yang telah yang mengalami metamorfosis. Daun-daun penyusun putik disebut daun buah (carpellum), dan daun-daun buah sebagai keseluruhan yang menyusun putik dinamakan : gynaecium. Bahwasanya putik pun merupakan metamorfosis daun sudah amat sukar untuk dibuktikan, tetapi pada tumbuhan yang berbiji telanjang, misalnya pakis haji (Cycas rumphii Miq).
Menurut banyaknya daun buah yang menyusut sebuah putik, putik dapat dibedakan dalam:
a.       Putik tunggal (simplex), yaitu jika putik hanya tersusun hanya sehelai daun buah saja, misalnya terdapat pada tumbuhan yang berbuah polong atau kacang-kacangan dll.
b.      Putik majemuk (compositus) jika putik terdiri dari dua daun buah atau lebih seperti misalnya pada kapas (gossypium sp.)
Pada putik dapat dibedakan bagian-bagian berikut :
1.      Bakal buah (ovarium) yaitu bagian putik yang lazimnya kelihatan membesar dan duduk pada dasar bunga,
2.      Tangkai kepala putik (stylus), bagian putik yang sempit dan terdapat diatas bakal buah, biasanya berbentuk benang,
3.      Kepala putik (stigma) ialah putik bagian yang paling atas, terletak pada ujung tangkai kepala putik tadi.      

             
pertanyaan dan jawaban
1. Bagaimana proses reproduksi pada tumbuhan yang hanya memiliki satu kelamin?
    jawab: proses reproduksi pada tumbuhan yang hanya memiliki satu kelamin dapat dibantu melalui                 hewan/serangga, hujan, angin, dan manusia.
2. Butir pada jagung merupakan bunga atau buah?
    jawab: bulir jagung merupakan hasil penyerbukan antara bunga jantan dan bunga betina, bulir                         jagung juga merupakan perkembangan bakal buah yang terjadi pada bunga betina.
3. jelaskan letak bakal biji pada tembuni?
    jawab: tembuni merupakan tempat terdapat calon-calon biji yang berjumlah satu atau lebih.                             tembuni dapat dibedakan dalam: 
                a. marjinal (marjinal), bila letaknya pada tepi buah,
                b. laminal (laminalis), bila letaknya pada helaian daun buahnya.

                letak tembuninya adalah:
                    1.parietal (parietalis), yaitu pada dinding bakal-bakal buah.
                    2. sentral (centralis), yaitu dipusat atau di poros.
                    3. aksilar (axillaris), yaitu disudut tengah.
4. apakah bisa terjadi penyerbukan oleh angin antara tumbuhan yang berbeda?
    jawab:untuk menempelnya benang sari ke putik bisa saja, tetapi untuk dapat bereproduksi tentunya                tidak bisa, karena untuk dapat terjadi proses reproduksi harus tumbuhan yang sama.